Jika mencari atmosfer tempat perbelanjaan yang mengingatkan pada Pasar Baru di Jakarta Pusat, Petaling Street adalah jawabannya.
Kuala Lumpur (ANTARA) - Pusat kota Kuala Lumpur, Malaysia, dikenal dengan distrik perbelanjaan serta kulinernya yang ramai dan  menarik wisatawan untuk menjelajah.

Akses transportasi publik seperti Moda Raya Terpadu (MRT), Lintas Raya Terpadu (LRT), hingga bus GO KL yang dapat ditumpangi secara gratis, membantu wisatawan berkunjung dengan mudah ke tempat-tempat wisata pusat kota dengan rasa aman dan nyaman.

Pasar Seni atau Central Market dan Petaling Street yang berada di kawasan Pecinan hingga Jalan Alor di Bukit Bintang menjadi dua kawasan yang dapat dikunjungi ketika berburu cenderamata dan kuliner Kuala Lumpur, selain tentu saja Menara Kembar Petronas dan Saloma Bridge untuk sekadar berswafoto.

Masih ada lokasi menarik lainnya seperti Dataran Merdeka yang berdekatan dengan Masjid Jamek, KL Tower, dan KL Forest Eco Park yang jaraknya juga berdekatan.

Manapun tempat yang akan menjadi tujuan saat berwisata di pusat kota Kuala lumpur, membuat perencanaan yang baik akan sangat membantu. Terlebih bagi mereka yang memiliki waktu terbatas, mengingat banyak lokasi menarik yang bisa didatangi.

Baca juga: KBRI Kuala Lumpur gandeng pelaku ekonomi kreatif Indonesia ke NusaFest
 
Suasana Petaling Street di pusat kota Kuala Lumpur, Rabu (5/7/2023). (ANTARA/HO-Danica Edina Adianti)



Petaling Street

Jika mencari atmosfer tempat perbelanjaan yang mengingatkan pada Pasar Baru di Jakarta Pusat, Petaling Street adalah jawabannya.

Toko-toko di kawasan Pecinan di pusat kota Kuala Lumpur itu  mulai buka pada pukul 10.00 waktu setempat dan tutup pada pukul 21.30.

Pengunjung akan sangat mudah menemukan lokasi tersebut, karena hanya butuh berjalan kurang dari lima menit saja dari MRT Pasar Seni Gate A untuk sampai di sana.

Ketika mulai memasuki Petaling Street, hal pertama yang bisa dilihat adalah toko-toko yang menjual berbagai pernak-pernik seperti gantungan kunci dan hiasan seperti jepit rambut hingga bando.

Ada pula penjual tas, sepatu, dan produk "branded" di sana, selain juga pakaian dan makanan tentunya. Es susu kacang kedelai atau juice buah segar mudah ditemukan dan dapat menjadi pilihan pelepas dahaga di tengah hari yang cerah saat sedang mengeksplorasi Jalan Petaling.

Suasana cukup ramai dan penjual yang ramah berupaya menarik para pengunjung maupun wisatawan untuk membeli barang yang mereka jajakan.

Bagi mereka yang sekabdar lewat untuk mencuci mata, toko-toko lawas dengan bangunan-bangunan tuanya pun menarik untuk diamati.

Baca juga: Tak wajib, warga tetap gunakan masker di Kuala Lumpur
 
Toko-toko cenderamata di Central Market, Kuala Lumpur, Rabu (5/7/2023). (ANTARA/Virna P Setyorini)



Oleh-oleh di Central Market

Setelah menjelajah Jalan Petaling, jangan buru-buru meninggalkan kawasan tersebut. Masih ada lagi Pasar Seni atau dikenal juga dengan nama Central Market di sana.

Pengunjung hanya tinggal berbelok ke kiri dan berjalan sekitar lima menit untuk dapat sampai di sana. Saat melihat bangunan era kolonial berwarna dominan biru muda dengan Layang-layang atau Wau berukuran besar di sisi kanannya, tandanya sudah sampai tujuan.

Jangan lupa untuk membawa topi, payung, kacamata hitam saat menjelajahi kawasan tersebut, terutama saat langit cerah dan matahari tepat di atas kepala.

Tidak perlu khawatir jika air minum dalam tumblr yang dibawa ternyata habis, karena penjaja minuman segar seperti air kelapa, es pulut cendol hingga berbagai jus buah mudah ditemui di sana.

Yang berniat mencari cenderamata, berbagai produk menarik mulai dari kartu pos, lukisan, gantungan kunci, lampu, batik dan keris Malaysia, wau, lampu, kaos dan tas dengan gambar bangunan ikonik Malaysia dijual di sana.

Bangunan kolonial dua lantai tersebut penuh dengan kios-kios penjual cenderamata. Pengunjung maupun wisatawan dapat dengan nyaman berbelanja di sana karena bangunan dilengkapi penyejuk udara.

Mak Cik Ani dari Perlis yang berjualan dompet, kacamata hingga produk kulit lainnya di Central Market mengatakan pengunjung dari luar negeri lumayan ramai di musim liburan kali ini,  termasuk dari Indonesia tentunya.

Baca juga: Garuda Indonesia Kuala Lumpur tetap beri layanan saat Idul Adha 2023ù
 
Penjual permen buah atau tanghulu di Jalan Alor, Kuala Lumpur, Senin (3/7/2023). (ANTARA/Virna P Setyorini)



Ia mengatakan salah seorang pengunjung dari Semarang, Indonesia, belum lama mendatangi kiosnya.

Mak Cik Ani yang belum pernah berkunjung ke Indonesia lalu menanyakan kepada ANTARA di mana letak Kota Semarang yang merupakan Ibu Kota Jawa Tengah tersebut.

Berdagang di Central Market membuat dirinya banyak berinteraksi dengan wisatawan dari berbagai negara. Bagi Mak Cik Ani, itu menjadi kesempatan menambah wawasan tentang negara-negara di berbagai belahan dunia lain, tanpa harus mengunjunginya.


Kuliner malam Jalan Alor

Setelah puas sejak pagi hingga menjelang sore menjelajah Jalan Petaling dan Pasar Seni, saatnya beralih untuk berburu kuliner di Jalan Alor yang berada di kawasan Bukit Bintang.

Dari Central Market tinggal berjalan kurang dari lima menit menyusuri Jalan Hang Kasturi menuju halte bus GO KL Purple Line. Bus tersebut akan mengantar penumpang secara gratis ke kawasan perbelanjaan dan kuliner yang dimaksud.

Alternatif lain, kembali ke stasiun MRT Pasar Seni untuk menaiki MRT Laluan Kajang untuk berhenti di Bukit Bintang.

Nama Jalan Alor sudah masyur di kalangan pelancong yang gemar berburu kuliner hingga larut malam.

Aroma makanan yang selalu tercium serta para penjual yang ramah menawarkan berbagai menu hidangan menjadi ciri khas di sana, membuat para wisatawan antusias untuk mencicipi berbagai kuliner yang ditawarkan di sepanjang jalan tersebut.
 
Grup penyanyi jalanan atau kelompok Buskers sedang tampil di salah satu sudut di kawasan Bukit Bintang, Kuala Lumpur, Senin (3/7/2023). (ANTARA/HO-Danica Edina Adianti)



Menurut Alifah Tsuraya Nadhira, seorang wisatawan yang berasal dari Depok, Jawa Barat, jenis kuliner yang beragam, harga yang relatif terjangkau, jalanan yang aman, serta akses transportasi yang mudah adalah alasan mengapa dirinya senang ketika berkunjung ke Jalan Alor.

Terlebih mulai 1 Juli 2023 lalu, Dewan Bandaraya Kuala Lumpur memberlakukan aturan baru, menutup Jalan Alor untuk kendaraan bermotor mulai pukul 18.00 hingga pukul 03.00 pagi. Semuanya untuk membuat pelancong atau wisatawan merasa lebih nyaman berwisata kuliner di sana.

Seafood atau masakan Thailand, Vietnam, Malaysia, Korea, mudah ditemukan di sana. Berbagai jenis durian, jus dan es krim buah atau buah potong, hingga permen buah atau Tanghulu juga bisa ditemukan di sana.

Rasa buah serta rasa manisnya gula yang sudah sedikit mengeras terasa sangat menyegarkan ketika dimakan. Harga untuk satu stik Tanghulu 12 ringgit (RM) atau sekitar Rp39 ribu.

Selesai bersantap di Jalan Alor perjalanan menjelajah kawasan Bukit Bintang tentu masih bisa dilanjutkan. Semakin malam kawasan itu semakin ramai, termasuk oleh persembahan penyanyi jalanan dari kelompok Sentuhan Buskers yang kerap tampil di sana.

Malam itu mereka menyanyikan berbagai macam lagu dangdut yang akrab didengar warga Indonesia maupun Malaysia, seperti Kopi Dangdut yang dipopulerkan penyanyi dangdut Fahmi Shahab, Sekuntum Mawar Merah yang dipopulerkan Elvy Sukaesih, hingga yang belakangan viral Care Bebek yang dipopulerkan Jejeg Bulan.



 

Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023