Kirkuk, Irak (ANTARA News) - Orang-orang bersenjata menembak mati delapan prajurit Irak yang sedang dalam perjalanan untuk melapor kepada satuan mereka di sebuah kota sebelah utara Baghdad pada Jumat malam, kata beberapa pejabat medis dan keamanan.

Sedikitnya satu prajurit selamat dalam serangan penembakan itu, yang membuat minibus yang dinaiki pasukan tersebut terbalik, dan ia dalam keadaan cedera parah, kata seorang kolonel polisi.

Seorang dokter di rumah sakit terdekat mengkonfirmasi jumlah korban dalam serangan itu.

Pasukan tersebut berangkat dari kota Qaiyarah di provinsi Nineveh, Irak utara, dan menuju sebuah kamp militer di Taji, 25 kilometer sebelah utara Baghdad.

Orang-orang bersenjata memberondongkan tembakan ke arah minibus pasukan itu di dekat Baiji, sekitar separuh jalan antara kedua kota itu, yang mengakibatkan kendaraan tersebut terbalik, dan mereka kemudian menembaki para prajurit itu.

Penyerang meninggalkan lokasi kejadian sebelum tim penanganan darurat tiba.

Juga Jumat, sejumlah orang bersenjata yang berseragam militer membunuh seorang pemimpin milisi penentang Al Qaida dan tiga putranya di daerah sebelah utara Baghdad.

Dengan serangan terakhir itu, bulan ini sudah 17 anggota Sahwa, milisi penentang Al Qaida, tewas dalam kekerasan.

Sahwa terbentuk dari orang-orang suku Sunni Arab yang berpihak pada militer AS memerangi Al Qaida sejak akhir 2006, dan tindakan mereka itu telah mengubah peta perang di Irak.

Pemerintah Irak mengumumkan pada akhir Januari, sekitar 41.000 anggota Sahwa akan menerima 500.000 dinar Irak (415 dolar) sebulan, atau naik dari 300.000 dinar (250 dolar).

Kenaikan pendapatan anggota Sahwa serta penggabungan mereka ke dalam pasukan keamanan dan pegawai negeri sipil telah lama menjadi tuntutan masyarakat Sunni di Irak.

Kekerasan Jumat itu merupakan yang terakhir dari gelombang pemboman dan serangan bunuh diri di tengah krisis politik antara Perdana Menteri Nuri al-Maliki dan mitra-mitra pemerintahnya dan pawai protes selama beberapa pekan yang menuntut pengunduran dirinya.

Sepanjang Februari, 220 orang tewas dalam kekerasan di Irak, menurut data AFP yang berdasarkan atas keterangan dari sumber-sumber keamanan dan medis.

Irak dilanda kemelut politik dan kekerasan yang menewaskan ribuan orang sejak pasukan AS menyelesaikan penarikan dari negara itu pada 18 Desember 2011, meninggalkan tanggung jawab keamanan kepada pasukan Irak. (M014)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013