Manggarai Barat, NTT (ANTARA) - Pembangunan manusia menjadi salah satu fokus utama yayasan 1.000 Days Fund untuk menangani stunting melalui pelatihan kader kesehatan, agar mampu mengedukasi orang tua akan pentingnya asupan nutrisi pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

"Kurangnya literasi kesehatan, itu masalah utama tingginya kasus stunting, untuk itu kita fokus pada pembangunan manusia, utamanya peningkatan kapasitas kader kesehatan agar bisa mengedukasi orang tua tentang pentingnya asupan nutrisi pada 1.000 HPK dalam mencegah stunting," kata Founder 1.000 Days Fund Zack Petersen di diskusi dengan awak media di Manggarai Barat, NTT, Jumat.

Zack mengisahkan, sejak tahun 2018 ia dan tim berupaya untuk meningkatkan literasi kesehatan kepada masyarakat melalui penyebaran poster dan selimut pintar, pembangunan Stunting Center of Excellence (SCE), dan peningkatan kapasitas kader kesehatan.

Zack menyebutkan ada banyak faktor penentu penyebab stunting di Indonesia, mengingat kondisi geografis dan demografis yang berbeda di daerah, tetapi akar permasalahannya adalah kurangnya edukasi pada orang tua untuk memberikan nutrisi yang baik pada anak.

Baca juga: Riau evaluasi upaya penurunan stunting di wilayah rawan pangan

Baca juga: BKKBN-APTISI kolaborasi penanganan stunting di Kalimantan Tengah


"Di NTT misalnya, mereka sangat dekat dengan sumber protein. Beberapa bahkan memiliki kebun sayur, tetapi ketimbang memasak makanan bergizi, orang tua atau keluarga lebih memilih cara yang mudah agar anak mereka tidak menangis, misalnya memberikan mie instan atau jajanan yang mengandung banyak MSG," ujar dia.

Untuk itu, 1.000 Days Fund membangun Stunting Center of Excellence (SCE) di Manggarai Barat sejak tahun 2020, mengingat daerah ini memiliki angka stunting yang tinggi dan sangat bergantung pada fasilitas posyandu.

"Jadi kita membangun SCE dan menjalin komunikasi yang berkelanjutan dengan para kader, mendampingi mereka bersama para nutrisionis, klinisi, dokter, dan ahli kesehatan masyarakat, untuk memastikan agar komunikasi yang disampaikan pada orang tua tentang nilai gizi makanan yang diberikan pada anaknya sudah tepat," tuturnya.

Dalam menjalankan program-programnya, yayasan ini juga berkolaborasi dengan pemerintah daerah, mulai dari tingkat desa atau kelurahan, hingga puskesmas setempat untuk memastikan program berjalan lancar dan menjangkau masyarakat dengan tepat, juga terus menjalin mitra dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan bahwa program 1000 Days Fund dapat digunakan untuk meningkatkan pelayanan Tim Pendamping Keluarga (TPK).

“BKKBN bersama Yayasan Seribu Cita Bangsa melalui program 1000 Days Fund selama tahun 2022 telah melatih 2.544 bidan dan 41.328 kader KB untuk meningkatkan pelayanan Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam mendampingi keluarga,” kata Hasto.

Kerja sama dengan BKKBN juga terus dilakukan untuk memberikan pelatihan bagi tenaga kesehatan dan kader posyandu, serta dalam mendistribusikan poster pintar kepada masyarakat.

Hingga saat ini, berdasarkan data dari Badan Perencanaan, Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Kabupaten Manggarai Barat, angka stunting telah menurun dari tahun 2021 sebesar 17 persen, menjadi 9 persen pada tahun 2023.*

Baca juga: Penderita stunting di Kabupaten Kupang tersisa 4.899 anak

Baca juga: Bangka Tengah optimalkan peran Pokjanal Posyandu cegah stunting

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023