bicara kekerasan itu fenomena gunung es
Semarang (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati mengingatkan kalangan orang tua harus melek digital agar bisa berperan sebagai pendamping anak di era digital seperti sekarang.

"Orang tua sebagai pendamping anak, suka atau tidak suka harus melek digital," kata Bintang, saat mengunjungi kegiatan Jelajah Sapa (Jelajah Sahabat Perempuan dan Anak) di Sekolah Berbasis Alam Kebon Dalem, Semarang, Minggu.

Diakuinya, teknologi yang berkembang sedemikian pesat di era digital saat ini memiliki implikasi yang positif maupun negatif bagi anak-anak, terutama dari mudahnya mengakses berbagai tontonan lewat gadget.

Menurut dia, di era digitalisasi seperti sekarang ini banyak terjadi kasus kekerasan secara online, baik terhadap anak maupun berbasis gender sehingga mestinya menjadi alarm bagi semuanya.

"Makanya, orang tua harus melek digital sehingga bisa mendampingi anaknya. Bisa memilah mana konten yang bisa diakses (anak-anak), dan mana yang mestinya tidak mereka akses," jelasnya.

Baca juga: Kementerian PPPA minta orang tua awasi media sosial anak
Baca juga: Wagub Kepri imbau warga perkuat pengawasan anak tekan kekerasan


Di sisi lain, menurut  Bintang, digitalisasi juga berimplikasi positif terhadap banyaknya kasus kekerasan perempuan dan anak yang terekspos sehingga bisa segera tertangani, baik dari korban bisa diberikan keadilan dan pelaku hukuman.

"Kalau bicara meningkat, sebenarnya yang meningkat kasus yang terungkap ya. Karena bicara kekerasan itu fenomena gunung es. Realitanya banyak, cuma banyak kasus-kasus tidak terungkap," katanya.

Dengan masifnya medsos, kata dia, banyak kasus-kasus kekerasan, termasuk terhadap perempuan dan anak yang terekspose dan banyak juga yang tidak takut lagi melaporkan kasus yang dialaminya.

"Kami berterima kasih kepada yang melihat, kepada korban yang berani melapor. Mereka sudah tidak menganggap bahwa kekerasan, kekerasan seksual yang mereka alami sebagai aib lagi. Ini tidak terlepas dari dampak medsos," kata Bintang.

Baca juga: Bullying di ponpes Menteri Bintang minta sekolah tingkatkan pengawasan
Baca juga: Psikolog ingatkan orang tua ajari anak bijak bermedia sosial


Sementara itu, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu yang mendampingi Menteri PPPA menyampaikan bahwa Kota Semarang akan menjadi tuan rumah Hari Anak Nasional (HAN) yang puncaknya pada 23 Juli 2023.

Kegiatan kunjungan di Sekolah Berbasis Alam Kebon Dalem, Tembalang itu, kata Ita, sapaan akrab orang nomor satu di Kota Semarang itu, merupakan salah satu rangkaian peringatan HAN 2023.

"Ini merupakan rangkaian peringatan Hari Anak Nasional yang rencananya nanti tanggal 23 Juli akan diadakan dan dihadiri selain Bunda Bintang (Menteri PPPA), juga Bapak Presiden Republik Indonesia," katanya.

"Dan tentu ini menjadi suatu kehormatan, karena Bunda Bintang memberi amanah untuk Kota Semarang sebagai tuan rumah (Hari Anak Nasional 2023)," pungkasnya.

Baca juga: KPPPA: Cegah KSBE sosialisasi penggunaan medsos yang baik harus masif
Baca juga: Naik kekerasan seksual terhadap anak berawal dari medsos

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023