Seoul/Cheongju (ANTARA) - Delapan mayat korban dievakuasi dari terowongan bawah tanah yang terendam banjir di Cheongju, Korea Selatan, pada Minggu, kata pihak berwenang di negara itu.

Jumlah korban tewas akibat bencana itu telah mencapai 37 orang.

Diperkirakan 15 kendaraan, termasuk satu bus, terendam di underpass itu setelah tanggul sungai di dekatnya jebol akibat tidak sanggup menahan guyuran hujan deras pada Sabtu, kata Seo Jeong-il, kepala dinas pemadam kebakaran kota itu.

Rekaman kamera mobil memperlihatkan air berlumpur mengalir deras ke dalam terowongan ketika seorang pengemudi berhasil keluar dari terowongan itu.

Rekaman CCTV yang disiarkan stasiun TV lokal MBC menunjukkan kendaraan-kendaraan melintasi terowongan itu dengan roda terendam air.

"Target kami adalah menyelesaikan pengurasan (air) dan pencarian (hari ini)," kata Seo kepada media.

Jumlah korban tewas di terowongan itu sembilan orang, satu di antaranya dievakuasi pada Sabtu, katanya.

Seorang warga Cheongju bernama Kong Seong-pyo (60), yang sering melintasi underpass tersebut, mengatakan pemerintah seharusnya membatasi akses ke terowongan itu saat banjir diperkirakan akan terjadi.

"Jika saya terjebak di sana, saya mungkin juga akan mati. Saya tidak bisa berkata-kata mengungkapkan perasaan frustrasi ini," kata Kong kepada Reuters.

Seorang pejabat provinsi Chungcheong Utara berdalih bahwa tanggul sungai jebol sebelum curah hujan mencapai level yang mengharuskan pembatasan akses ke terowongan tersebut.

Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan mengatakan sembilan orang dilaporkan hilang di seluruh Korsel hingga pukul 18.00 (16.00 WIB) akibat longsor dan banjir.

Pihak berwenang telah memerintahkan evakuasi terhadap 8.852 orang.

Data dari kementerian itu tidak mencakup korban di terowongan yang terendam karena belum jelas berapa banyak orang terjebak di sana.

Bencana tersebut terjadi meski Korsel telah bertekad untuk meningkatkan kesiagaan menghadapi hujan deras setelah ibu kota Seoul dilanda banjir akibat hujan paling parah dalam 115 tahun.

Banjir pada tahun lalu itu merendam lantai dasar apartemen di permukiman dataran rendah, termasuk daerah elite Gangnam.

Presiden Yoon Suk Yeol, yang sedang melawat ke luar negeri, mengadakan pertemuan darurat secara daring. Dia mengatakan sejumlah wilayah gagal mengantisipasi cuaca ekstrem.

Dia memerintahkan Perdana Menteri Han Duck-soo untuk mengerahkan semua sumber daya guna meminimalisasi jumlah korban jiwa.

Yoon juga mendesak Badan Meteorologi Korea untuk segera merilis prakiraan cuaca karena hujan deras diperkirakan akan berlanjut dalam beberapa hari mendatang, menurut kantor presiden.

Badan itu mengatakan bahwa Korsel bagian tengah dan selatan bisa diguyur hujan hingga 300 milimeter hingga Selasa.

Meski sering dilanda hujan deras pada musim panas, Korsel telah mencatat peningkatan drastis hujan lebat dalam beberapa tahun terakhir.

Operator kereta api Korea Railroad Corp telah menghentikan semua perjalanan reguler dan beberapa jadwal kereta cepat sejak Sabtu karena khawatir dengan tanah longsor, rel terendam, dan longsoran batu.

Sumber: Reuters
Baca juga: Banjir dan longsor sebabkan 32 orang tewas di Korsel
Baca juga: Hujan lebat landa Korsel sebabkan pemadaman listrik dan evakuasi
Baca juga: Presiden Korsel kunjungi apartemen korban banjir dahsyat

Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023