Pontianak (ANTARA) - Gubernur Kalbar Sutarmidji menyebutkan pasar kopi jenis liberika di luar negeri terbuka lebar dan hal itu bisa diambil peluang bagi petani kopi di daerah itu.

"Kopi liberika itu rendah kafein. Kafein liberika Sambas contohnya hanya 0,087 dan Kayong Utara 0,068. Kalau robusta dan arabika kafeinnya 2 - 4. Dengan kafein rendah sangat diminati pasar luar negeri," ujarnya saat membuka Saprahan Khatulistiwa 2023  di Pontianak, Senin.

Ia menjelaskan, di Indonesia saat ini dari sisi kesehatan masih kurang memperhatikan dalam hal menikmati kopi. Tetapi orang luar sudah memperhatikan hal itu. Untuk itulah, kopi liberika sangat cocok dan pasarnya luas.

"Saat di luar negeri kopi liberika Kayong Utara itu mendapat apresiasi pertama di Madrid. Kemudian juga di Turki. Bahkan ada laporan ke saya, ada pengusaha Ukraina meski di sana perang, cari kopi liberika di Kalbar," ucap dia.

Menurut dia,  kopi liberika memang bukan asal dari Kalbar namun bisa tumbuh subur seperti di Kayong Utara dan Kabupaten Sambas yang saat ini ada sejumlah petani yang eksis membudidayakan.

"Jadi mumpung daerah lain belum mempromosikan liberika, maka kita dulu mempromosikan," ajak dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalbar, Heronimus Hero menambahkan pihaknya mendukung dan sekaligus mendorong masyarakat untuk mengembangkan komoditi kopi di Kalbar khususnya kopi liberika. Hal itu.karena selain cocok dengan kondisi iklim di Kalbar juga prospek ekonominya baik. Sehingga bisa menjadi sumber pendapatan masyarakat.

Menurutnya permintaan pasar terhadap kopi juga terus meningkat baik dalam negeri maupun luar negeri seiring gaya hidup masyarakat yang tidak terlepas dari minum kopi.

Saat ini sekitar 12 ribu hektare kopi ada di Kalbar dan sebagian besar dari jenis liberika. Masing-masing daerah punya karakter rasa yang berbeda meskipun tipe kopinya sama.

"Pengembangan kopi liberika akan terus kita dukung karena liberika sudah semakin mantap jadi identitas kopi Kalbar, " kata dia.

Penggiat dan pelaku usaha kopi di Kalbar, Restu mengatakan bahwa kopi jenis liberika sudah menjadi bagian identitas kopi Kalbar. Jenis kopi tersebut dari sisi pasar sangat diminati karena rendah kafein dan sangat aman bagi lambung.

Menurutnya liberika yang terbilang kopi agak langka dan unik karena memiliki karakter ada rasa buah seperti pisang, nangka dan lainnya.

Liberika tumbuh subur di dataran rendah atau di atas 2 mdpl dan ada unsur gambutnya. Sehingga di Kalbar sangat cocok dan potensial dikembangkan.

Apalagi kopi yang memiliki buahnya lebih besar dari arabika dan robusta dalam hal harga dan rasa juga sangat bersaing.

"Kopi Kalbar sudah identik dengan kopi liberika. Di tempat kami sangat diminati dan pasar luar juga demikian. Saat ini kami terbatas pasokan akan bahan bakunya. Kabupaten Sambas menjadi daerah yang juga identik kopi liberika kami memasok dari sana termasuk dari Desa Sendoyan, Kabupaten Sambas, " ucap dia.

Pewarta: Dedi
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2023