Mungkin untuk kebutuhan beras lokal (Sumsel) bisa tercukupi, bahkan kita surplus tahun lalu. Tapi untuk memenuhi kebutuhan nasional dibutuhkan kerja sama yang lebih luas
Palembang, Sumatera Selatan (ANTARA) - Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengajak multi-pihak, instansi/lembaga termasuk para petani untuk menjaga keandalan produksi beras daerah setempat sehingga bisa memenuhi target kebutuhan pangan nasional.

"Mungkin untuk kebutuhan beras lokal (Sumsel) bisa tercukupi, bahkan kita surplus tahun lalu. Tapi untuk memenuhi kebutuhan nasional dibutuhkan kerja sama yang lebih luas," kata Herman Deru kepada wartawan di Palembang, Senin.

Herman memaparkan, pada tahun 2022 jumlah produksi beras Sumsel mencapai 743 ribu ton atau meningkat dari tahun 2021 sebesar 622 ribu ton.

Namun, sebagai daerah penyangga pangan nasional, Pemerintah Pusat menargetkan tahun ini Sumsel bisa meningkatkan jumlah produksi beras hingga satu juta ton.

Oleh sebab itu,  meski mengalami surplus upaya peningkatan produksi tidak mudah, terlebih saat ini Sumsel diprediksi masuk sebagai salah satu daerah yang terancam mengalami kekeringan ekstrem.

"Fenomena kekeringan ini pula yang mesti diantisipasi maka butuh dukungan kerjasama multi-pihak termasuk para petani untuk merealisasikan target produksi beras dari pemerintah pusat itu," kata dia.

Sebelumnya, Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengatakan ancaman kekeringan ekstrem itu terjadi akibat adanya fenomena alam badai El-Nino yang dapat dirasakan seluruh belahan dunia.

Berdasarkan analisa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) puncak fenomena El-Nino tersebut bakal dialami Indonesia pada bulan Agustus hingga akhir tahun ini.

Ia menilai, kondisi ancaman kekeringan tersebut harus direspons secara serius oleh seluruh pemerintah daerah jangan sampai mempengaruhi produktifitas pertanian masing-masing.

"Terutamanya di Sumsel ini selaku salah satu dari enam daerah penyangga pangan nasional antisipasinya mesti maksimal, hal ini jadi perhatian serius Pak Presiden," kata dia.

Syahrul memaparkan, ada beberapa upaya antisipasi yang mesti dilakukan pemerintah daerah di antaranya mengidentifikasi sekaligus memetakan lokasi terdampak kekeringan menjadi daerah merah, kuning dan hijau.

Kemudian, meningkatkan ketersediaan (alat mesin pertanian) alsintan dan cadangan air dengan membangun atau memperbaiki embung (tampungan air), dam parit, sumur dalam, sumur resapan, rehabilitasi jaringan irigasi tersier, serta pompanisasi.

"Lalu menyediakan benih yang tahan kekeringan setidaknya untuk 1.000 hektare lahan, pupuk organik terpusat dan mandiri sekaligus mengarahkan petani mempercepat tanam mengejar sisa hujan," kata dia.

Syahrul mengaku optimistis bila upaya tersebut mampu dilaksanakan secara baik maka produktifitas beras di Sumsel bisa stabil bahkan jumlah hasil produksinya meningkat sebagaimana target satu juta ton hingga akhir tahun ini.

Baca juga: NFA targetkan PG Krebet Baru penuhi lima persen produksi gula nasional
Baca juga: Produksi mina padi Banyuasin perkuat lumbung pangan nasional
Baca juga: Pakar UGM: Pengembangan genetik baru dukung produksi pangan nasional

Pewarta: Muhammad Riezko Bima Elko
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023