Tokyo (ANTARA) - Harga minyak global naik di awal perdagangan Asia pada Rabu pagi, didorong oleh janji China untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, pasokan yang lebih ketat dari Rusia dan penurunan mingguan persediaan minyak mentah AS.

Minyak mentah berjangka Brent terkerek 9 sen atau 0,1 persen, menjadi diperdagangkan di 79,72 dolar AS per barel pada pukul 00.10 GMT. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS stabil di 75,75 dolar AS per barel.

Perencana ekonomi top China berjanji pada Selasa (18/7/2023) bahwa mereka akan meluncurkan kebijakan untuk "memulihkan dan memperluas" konsumsi di ekonomi terbesar kedua di dunia karena daya beli konsumen tetap lemah.

Rusia akan mengurangi ekspor minyaknya sebesar 2,1 juta ton pada kuartal ketiga sejalan dengan rencana pemotongan ekspor sukarela sebesar 500.000 barel per hari pada Agustus, menurut kementerian energi.

"Minyak mentah naik di tengah tanda-tanda pengetatan lebih lanjut di seluruh pasar. Rusia tampaknya menepati janjinya untuk mengurangi pasokan," kata ANZ Research dalam catatan klien pada Rabu.

Persediaan minyak mentah, bensin, dan sulingan AS semuanya turun minggu lalu, menurut sumber pasar yang mengutip angka dari American Petroleum Institute (API), sebuah kelompok industri, pada Selasa (18/7/2023), dengan stok minyak mentah turun sekitar 800.000 barel.

Pasar mengharapkan laporan persediaan mingguan oleh Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Rabu nanti yang diperkirakan akan menunjukkan penurunan lebih lanjut dalam persediaan minyak mentah AS, memberikan beberapa dukungan lebih untuk harga, tambah catatan ANZ.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023