Jakarta (ANTARA) - Program kemitraan publik dan swasta Changing Diabetes in Children (CDiC) menyelenggarakan 3 in 1 Diabetes Camp untuk mengasah kemandirian penyandang Diabetes Melitus Tipe 1 (DMT1) di Indonesia.

"Kami menyadari bahwa masih ada keterbatasan dalam pengelolaan DMT1 di Indonesia, tetapi tidak boleh ada seorang anak pun meninggal akibat diabetes," kata CDiC Lead untuk Indonesia Prof Aman Bhakti Pulungan di Jakarta, Rabu.

Oleh karena itu, kata Aman, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pasien maupun pendamping adalah cara terbaik untuk mencegah komplikasi akut dan kronis pada pasien DMT1.

Dianetes tipe 1 merupakan jenis diabetes umum terjadi pada anak-anak dan remaja. Namun, terjadi peningkatan jumlah anak dengan diabetes setiap tahunnya.

Menurut data International Diabetes Federation (IDF), diperkirakan ada lebih dari 1,2 juta anak dan remaja di seluruh dunia yang hidup dengan diabetes tipe 1, dengan usia di bawah 20 tahun.

Baca juga: IDAI tengarai patogen hingga zat kimia sebagai pencetus diabetes

Setiap tahun, sebanyak 108.200 anak dan remaja di bawah usia 15 tahun didiagnosis menderita diabetes tipe 1.

Dalam waktu sepuluh tahun terakhir, prevalensi DMT1 di Indonesia meningkat tujuh kali lipat, dari 3,88 per 100 juta penduduk pada 2000 menjadi 28,19 per 100 juta penduduk pada 2010.

Aman yang juga berprofesi sebagai dokter spesialis anak konsultan endokrinologi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memperkirakan angka pasti prevalensi diabetes tipe 1 pada anak lebih tinggi karena pasien yang tidak terdiagnosis dan kemungkinan hasil diagnosis yang salah.

Menurut Aman, pasien DMT1 membutuhkan pengelolaan yang tepat pada pemantauan kadar gula darah secara mandiri dan pemahaman yang komprehensif tentang kondisi tersebut.

Changing Diabetes in Children (CDiC) melibatkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dan Novo Nordisk serta mitra globalnya dalam rangka mengatasi tantangan yang dihadapi penyandang DMT1 melalui 3 in 1 Diabetes Camp pada 15-16 Juli 2023 di Bogor, Jawa Barat.

Baca juga: CDiC kemukakan lima pilar intervensi efektif pasien diabetes tipe 1

Kegiatan itu dinamai 3 in 1 Diabetes Camp karena bukan hanya ditujukan untuk anak dan remaja dengan DMT1, tetapi juga menyediakan kesempatan bagi pendamping dan tenaga kesehatan mengasah kemandirian dan kemampuan mengelola DMT1 secara komprehensif.

Aman mengatakan, kegiatan tersebut berfokus pada penguatan berbagai pihak yang terlibat untuk mendapatkan berbagai pengetahuan mengenai DMT1, termasuk strategi untuk mengelola DMT1 secara efektif dalam kehidupan sehari-hari.

Diabetes Camp juga berupaya meningkatkan kemandirian anak-anak penyandang DMT1 dengan memberikan pengetahuan mengenai cara memantau kadar glukosa darah serta keterampilan menyuntik dan menyesuaikan dosis insulin secara mandiri.

Pada Juni 2022, hampir 1.000 pasien diabetes tipe 1 telah bergabung dengan CDiC. Selain itu, program ini juga telah melatih lebih dari 3.000 tenaga medis serta 2.000 pasien dan caregiver.

Baca juga: Ketua IDAI ungkap adanya tren diabetes tipe 2 pada anak dan remaja

Berbagai kegiatan CDiC untuk meningkatkan pemahaman mengenai DMT1 juga telah berhasil menjangkau lebih dari 10.000 orang.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023