Jakarta (ANTARA) - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan Universitas Pancasila melakukan Penandatanganan Kerja Sama dalam upaya internalisasi nilai-nilai Pancasila di Jakarta, Selasa, (18/7).  

Internalisasi dan sosialisasi diharapkan tidak hanya dilakukan di Indonesia melainkan harus ke seluruh penjuru Dunia. 

Kepala BPIP Yudian Wahyudi mengapresiasi dalam kerja sama tersebut, menurutnya dalam membumikan Pancasila BPIP tidak bisa sendiri melainkan perlu gotong royong dari berbagai pihak, terutama Civitas Akademika.

"Kami menyambut baik dengan penandatanganan kerja sama ini, sebagai upaya gotong royong membumikan Pancasila", ujarnya.

Ia juga mengingatkan kepada Civitas Akademika Universitas Pancasila untuk tetap bersyukur karena bangsa Indonesia telah diberikan segala-galanya oleh Tuhan yang Maha Esa karena memiliki Ideologi Pancasila.

Presiden Asosiasi Perguruan Tinggi Islam se-Asia itu juga menegaskan dengan Pancasila yang di gali Presiden Pertama Ir. Sekarno dapat menyatukan 57 negara (kerajaan) di Indonesia.

Wakil Kepala BPIP Karjono mengatakan program dan kegiatan BPIP tidak hanya sosialisasi melainkan pembentukan karakter anak-anak Bangsa melalui Paskibraka juga pembuatan Buku mata ajar utama Pendidikan Pancasila mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Perguruan Tinggi.

"Tidak hanya itu, internalisasi nilai-nilai Pancasila bisa dilakukan melalui musik, kuliner maupun olahraga", jelasnya kepada wartawan.

Pentingnya Pancasila, karena TAP MPR II 1978 tentang Eka Pancakarsa atau P4 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku, 1 tahun kemudian Lembaga BP7 dibubarkan dan yang sangat memprihatinkan Undang Sisdiknas diganti dengan UU 20 tahun 2023 tentang Sisdiknas yang menghilangkan mata ajar atau mata kuliah Pancasila.

Saat ini telah lahir dengan telah ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 2022 tentang Standar Pendidikan Nasional oleh Presiden Joko Widodo, yang mewajibkan mata ajar Pancasila mulai dari PAUD sampai perguruan tinggi, bahkan selain Pendidikan Formal, Pancasila juga wajib diterapkan untuk Pendidikan Non formal dan Informal.

"Dulu Pancasila ada di dalam mata ajar Kewarganegaraan, tetapi setelah ada BPIP dan lahirnya PP 4 Tahun 2022 kita balik, Kewarganegaraan ada di dalam mata ajar wajib Pancasila", paparnya.

Kesempatan yang sama Rektor Universitas Pancasila Prof. Edie Toet Hendratno mengatakan kerja sama Universitas Pancasila dengan BPIP ini untuk memperkuat generasi muda memahami ideologi Pancasila di tengah gempuran ideologi melalui teknologi digital.

Ia bahakan mengaku siap komitmen membantu BPIP dalam internalisasi membumikan nilai-nilai Pancasila kepada seluruh masyarakat di dalam maupun luar negeri.

"Kami sudah siap dan komit menjaga dan membumikan Pancasila dan kami siap hadir sebagai pelaku sebagaimana visi misi mulia BPIP", terangnya.

Dirinya mengaku kerja sama yang dinantikan ini seperti mimpi yang diharapkan sejak lama, karena BPIP dan UP memiliki tujuan yang sama yaitu membentuk karakter anak-anak bangsa yang bernafaskan Pancasila.

"Ini seperti mimpi yang terwujud yang dinantikan kami sejak dulu", ujarnya.

Uapaya-upaya pemerintah telah memberikan warna tentang Pancasila yang harus diwujudkan bersama secara bergotong royong.

"Ini tanggunjawab besar bagi kita semua Pancasila go internasional", tegasnya.

Buku "Pancasila dari Indonesia untuk Dunia" ini diterbitkan BPIP yang tulis Dewan Pakar BPIP juga sebagai Direktur Eksekutif Pusat Studi Pancasila Universitas Pancasila (PSP UP) Darmansjah Djumala harus menjadi rujukan kita dalam membumikan Pancasila.

"Indonesia ikut serta mewujudkan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial dalam upaya mewujudkan perdamaian dunia dan kekeluargaan bangsa-bangsa", paparnya.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2023