Kita belajar bahwa keselamatan itu mayoritas-nya karena kemandirian individu dan kemandirian lingkungan sekitar, dan itulah yang ingin dibangun di Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tengah berupaya untuk memberikan layanan informasi yang ramah terhadap penyandang disabilitas agar memiliki kemampuan mitigasi bencana.

"Nanti informasi BMKG, apapun terkait dengan cuaca, iklim, gempa, dan tsunami lebih ramah terhadap disabilitas, karena saudara-saudara kita ini kalau kita beri informasi yang benar-benar bisa dipahami juga bisa menolong diri mereka sendiri," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam seminar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.

Ia menilai, dengan penyandang disabilitas memiliki kemampuan untuk menolong dirinya sendiri maka mereka juga dapat membantu menolong orang yang lain.

"Itu adalah konsep mitigasi bencana, yakni kemandirian," ucapnya.

Ia menyampaikan, seperti halnya di Jepang saat terjadinya gempa bumi Kobe tahun 1995, sekitar 95 persen masyarakat selamat itu bukan ditolong oleh pemerintah.

Menurut dia,  sekitar 30 persen dari mereka yang selamat karena dapat menolong dirinya sendiri, 30 persen ditolong oleh lingkungan sekitarnya (saudara atau tetangga), dan sisanya ditolong oleh orang lain.

"Kita belajar bahwa keselamatan itu mayoritas-nya karena kemandirian individu dan kemandirian lingkungan sekitar, dan itulah yang ingin dibangun di Indonesia," tuturnya.

Menurutnya, semua masyarakat di Indonesia ini rentan terhadap ancaman cuaca ekstrem, perubahan iklim, ancaman gempa bumi dan tsunami.

Ia mengatakan, agar kemandirian itu terwujud maka edukasi harus gencar dilakukan, itu sesuai dengan amanah UU Dasar 1945 pada bagian pembukaan yaitu tujuan negara terutama untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.

"Dijabarkan lanjut dalam Undang-undang Nomor 31 Tahun 2009, di mana BMKG bertugas memberikan layanan operasional berupa informasi yang terkait meteorologi, klimatologi, dan geofisika," paparnya.

Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak untuk bergandengan bersama demi mewujudkan ketangguhan masyarakat Indonesia menghadapi bencana, termasuk penyandang disabilitas.

Dalam kesempatan sama, Staf Khusus Presiden bidang Sosial Angkie Yudistia menekankan penyandang disabilitas harus memperoleh kesempatan yang sama luas untuk mendapatkan pendidikan yang layak, bekerja dan berkarir, berprestasi, serta akses informasi yang inklusif termasuk dalam hal mitigasi kebencanaan.

"Kita memerlukan informasi-informasi yang ramah terhadap penyandang disabilitas. Seminar ini adalah momentum teman-teman penyandang disabilitas memberikan masukan kepada BMKG. Hal seperti ini yang membuat pemerintah terus berinovasi, menyesuaikan dengan kebutuhan teman-teman penyandang disabilitas," tuturnya.

Baca juga: Kepala BMKG harapkan nelayan di Cilacap pahami dampak perubahan iklim
Baca juga: Gempa M5,2 guncang wilayah Kepulauan Sula akibat deformasi kerak bumi
Baca juga: BSIP perkirakan pertanian di Jabar tak terlalu terdampak oleh El Nino
 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023