Selain membahas soal kerja sama perdagangan dan investasi, juga tentang keberlanjutan kerjasama proyek kereta api. Ceko adalah salah satu negara pembuat kereta api di Eropa.
Surabaya (ANTARA) - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur, Adik Dwi Putranto mengajak Republik Ceko untuk menanamkan investasi di provinsi setempat.

Adik Dwi Putranto saat menerima kunjungan Duta Besar Republik Ceko untuk Republik Indonesia Jaroslav Dolecek di Surabaya, Kamis mengatakan Ceko adalah salah satu negara Eropa yang ekonominya cukup bagus dan memiliki banyak potensi untuk dikerja samakan dengan Jatim.

"Tetapi yang perlu diingat, neraca perdagangan kita dengan Ceko selalu devisit. Agar Devisit ini bisa ditekan, maka kami mengajak Ceko untuk berinvestasi di sini. Kami juga mengajak kerjasama peningkatan Sumber Daya Manusia melalui pemagangan dalam rangka mendukung program revitalisasi pendidikan vokasi di Indonesia," ujar Adik.

Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Internasional Kadin Jatim Prof. Tomy Kaihatu menjelaskan bahwa selama lima tahun berturut-turut, neraca perdagangan Jatim dengan Ceko selalu devisit.

Pada tahun 2018, devisit neraca perdagangan mencapai 9,47 juta Dolar AS. Di tahun 2019, devisit naik menjadi 11,97 juta Dolar AS dengan perincian Ekspor Jatim mencapai 1,78 juta Dolar AS sementara impor jatim dari Czechia mencapai 13,76 juta Dolar AS.

Di tahun 2020, devisit Jatim kian tinggi yaitu sebesar 72,22 juta Dolar AS, tahun 2021 devisit 16,98 juta Dolar AS dan di 2022 devisit masih dikisaran 12,55 juta Dolar AS.

Adapun komoditas ekspor non-migas Jatim ke Ceko di antaranya adalah kendaraan dan bagiannya, aluminium, alas kaki, kayu dan barang dari kayu, perangkat musik, tembakau, mainan, gula dan kembang gula, kertas dan karton serta pakaian jadi bukan rajutan.

Sementara impor Jatim dari Ceko di antaranya adalah mesin dan pesawat mekanik, bahan kimia organik, kendaraan dan bagiannya, lokomotif dan peralatan kereta api, plastik dan barang dari plastik, perkakas, perangkat potong dan lain sebagainya.

"Karena ketika lima tahun minus terus, maka kerja sama ini menjadi tidak seimbang dan tidak baik untuk kedepannya. Kerja sama harus saling menguntungkan. Untuk mengejar ketertinggalan, kami menyarankan agar mereka berinvestasi di Jatim untuk merebut pasar domestik," kata Tomy.

Begitu juga dengan kerja sama industri kesehatan, rumah sakit dan medical suplay, diarahkan untuk investasi di sini karena prospeknya sangat besar.

Selain membahas soal kerja sama perdagangan dan investasi, juga tentang keberlanjutan kerjasama proyek kereta api. Ceko adalah salah satu negara pembuat kereta api di Eropa.

"Karena pembahasannya menyangkut tiga kementerian, Menteri Investasi, Menteri Perhubungan dan Menteri BUMN karena terkait dengan INKA," katanya.

Terkait dengan kerja sama bidang tenaga kerja, Prof. Tomy mengungkapkan bahwa tren ketenagakerjaan di dunia rata-rata mengalami kekurangan tenaga kerja. Sebaliknya di Indonesia jumlah tenaga kerja cukup banyak.

"Karena kita menjalankan projek revitalisasi pendidikan vokasi, maka kita ingin mengirimkan tenaga kerja ke sana. Selain untuk training dan magang, juga pengalaman kerja disana," ucap Prof. Tomy.

Sejauh ini Kadin Jatim telah melakukan kerjasama pemagangan dengan Jerman dan Jepang. Harapannya, melalui pertemuan ini kerjasama peningkatan tenaga kerja dengan Ceko juga akan terjalin.

"Kami berharap bahwa partner Indonesia representatif negara yang diwakili Duta Besar juga memberikan dukungan. Karena kami mengejar kerjasama di bidang tenaga kerja. Harapannya tidak hanya skill, tetapi juga alih teknologi," ujarnya.

Duta Besar Republik Ceko untuk Republik Indonesia Jaroslav Dolecek mengaku senang karena pertemuan ini adalah bukti nyata komitmen bersama dalam peningkatan ekonomi kedua belah pihak.

"Kita dapat menemukan pelajaran bersama untuk bekerjasama dan juga mendiskusikan secara terbuka, jelas, konkret untuk menemukan sesuatu yang saling menguntungkan, memiliki prospek dan bermanfaat bagi kedua negara, khususnya Jawa Timur, Surabaya dan Kadin," kata Jaroslav Dolecek.

Ia berharap ekonomi dan bisnis di Indonesia, khususnya Jatim akan terus berkembang.

"Kami ingin bekerja lebih keras lagi, sebagai promosi mitra bisnis, seperti B to B, itulah alasan mengapa saya berkunjung lagi untuk kedua kalinya ke Kadin. Saya datang dengan sesuatu yang konkret. Dari pertemuan kali ini, akhirnya sekarang kami juga tahu potensi kerja sama bidang transportasi, logistik dan pertanian," ucapnya.
Baca juga: Pengusaha Australia jajaki kerja sama perdagangan dengan Kadin Jatim
Baca juga: Kadin Jatim perkuat kerja sama dengan Taiwan

Baca juga: Kontribusi UMKM terhadap kinerja ekonomi Jatim mencapai 58,36 persen
 

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2023