Jakarta (ANTARA) - Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat mengimbau warga di wilayah tersebut untuk menggunakan angkutan umum guna menekan emisi karbon dari kendaraan bermotor.

Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Dampak Lingkungan Suku Dinas Lingkungan Hidup (Sudin LH) Jakarta Barat Herry Permana mengatakan salah satu cara untuk mengurangi emisi karbon dari kendaraan bermotor adalah menggunakan angkutan umum.

Imbauan tersebut disampaikan Herry mempertimbangkan tingginya jumlah kendaraan yang belum mengikuti uji emisi.

Uji emisi terakhir yang dilakukan pihaknya bersama Kepolisian pada Jumat (12/7), menunjukkan tingginya jumlah kendaraan yang belum melewati uji emisi.

Pada Jumat (12/7),  sebanyak 37 petugas gabungan Sudin LH Jakarta Barat, Sudin Perhubungan Jakarta Barat dan Kepolisian melakukan uji emisi kepada 390 kendaraan, dengan rincian 145 kendaraan roda dua dan 245 kendaraan roda empat.

Baca juga: Dinas Lingkungan Hidup DKI uji emisi 65 kendaraan di Pulogebang

Uji emisi tersebut, kata Herry, dibagi menjadi dua jenis. Yang pertama melalui aplikasi E-Uji Emisi, baik untuk kendaraan roda empat dan kendaraan roda dua.

Untuk roda empat ada 198 kendaraan yang diikutkan E-Uji (uji elektronik) Emisi dan didapatkan 20 kendaraan yang belum ikut uji emisi. "Untuk roda dua, ada 105 kendaraan yang diikutkan E-Uji Emisi dan semuanya terbukti belum ikut uji emisi," ungkap Herry.

Pengecekan yang kedua dilakukan secara langsung dengan alat uji emisi pada 87 kendaraan.

"Kita lakukan uji manual (langsung) pada 47 kendaraan roda empat dan didapat 42 kendaraan lulus uji emisi dan lima yang tidak lulus uji emisi," katanya.

Kemudian diuji juga pada 40 kendaraan roda dua dan didapat 27 kendaraan sudah lulus uji emisi. Sedangkan 13 kendaraan tidak lulus uji emisi.

Baca juga: DKI gelar uji emisi akbar sambut HUT Jakarta

Ia mengatakan, setiap tahun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengadakan empat kali uji kepatuhan emisi kendaraan bermotor. Kemarin itu yang ketiga dan yang keempat akan kita lakukan dalam waktu dekat," ungkap Herry.

Untuk menekan tingkat emisi karbon dari kendaraan bermotor tersebut adalah dengan menggunakan atau meningkatkan penggunaan angkutan umum. "Dengan begitu kan tingkat emisi bisa ditekan," kata Herry.

Namun yang menjadi kendala adalah soal efektivitas. "Kalau naik TransJakarta, misalnya, kadang kan butuh transit lagi untuk sampai tempat tujuan," katanya.

Selain itu, kadang masyarakat butuh ojek dulu untuk ke halte atau stasiun. Tetapi kalau soal harga, transportasi umum menjadi pilihan paling efektif.

"Apalagi TransJakarta kan punya jalurnya sendiri. Jadi secara umum efektif saat kemacetan," ungkap dia.

   

Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023