Event semacam ini digelar supaya banyak wisatawan datang ke Kota Malang.
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Ajang Malang Fashion and Food Festival yang digelar di Balai Kota Malang diharapkan mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di kota terbesar kedua di Jawa Timur (Jatim) tersebut.

Wali Kota Malang Sutiaji, di Kota Malang, Sabtu, mengatakan bahwa penyelenggaraan festival-festival sejenis yang akan digelar di Kota Malang tersebut, pada akhirnya diharapkan mampu memberikan efek domino terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah ini.

"Event semacam ini digelar supaya banyak wisatawan datang ke Kota Malang. Ketika datang ke Kota Malang, tentu ada efek domino terhadap pertumbuhan ekonomi dan pada akhirnya kesejahteraan masyarakat," kata Sutiaji.

Pelaksanaan Malang Fashion and Food Festival tersebut, digelar bersamaan dengan peringatan Hari Krida Pertanian, yang mengampanyekan diversifikasi pangan non-beras dan non-terigu bagi masyarakat Kota Malang.

Menurutnya, pelaksanaan Malang Fashion and Food Festival tersebut sengaja dilakukan di kawasan Balai Kota Malang, agar masyarakat setempat bisa menikmati festival yang rencananya akan digelar setiap tahun tersebut.

"Kota Malang menggelar sejumlah kegiatan, ini kita lihat kreativitas dari teman-teman luar biasa," ujarnya.

Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang Eko Sri Yulidadi menambahkan, kegiatan itu merupakan kolaborasi dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Malang serta Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Malang.

Menurutnya, para pelaku UMKM yang terlibat dalam festival tersebut untuk saat ini berasal dari sektor kuliner dan fesyen yang memiliki produk dengan nuansa tempo dulu. Sementara untuk pelaku UMKM lainnya, akan ditampilkan pada sejumlah festival lain yang akan digelar.

"Semua peserta warga Kota Malang dengan menampilkan produk-produk unggulan tempo dulu. Itu nanti bertujuan untuk mempromosikan Kota Malang termasuk kuliner dan fesyen tradisional," katanya pula.

Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Malang Slamet Husnan menambahkan, dalam peringatan Hari Krida Pertanian tersebut, juga digelar lomba cipta menu dan merangkai hiasan meja.

"Lomba cipta menu dengan berbahan pangan lokal, non-beras dan non-terigu. Ini bertujuan untuk sosialisasi makanan non-beras dan non-terigu bagi masyarakat," katanya lagi.

Ia menambahkan, dengan adanya langkah sosialisasi tersebut, diharapkan masyarakat memiliki alternatif pangan lain selain beras untuk dikonsumsi setiap harinya, yang pada akhirnya diharapkan tingkat konsumsi beras tidak mengalami peningkatan secara terus-menerus.

"Tujuannya, dalam rangka sosialisasi dan mengampanyekan makanan non-beras dan non-terigu. Jadi masyarakat kita dorong agar setiap harinya tidak hanya mengkonsumsi karbohidrat dari beras, bisa dari umbi-umbian, jagung dan lainnya," kata dia pula.

Peserta lomba tersebut berasal dari perwakilan Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) yang berasal dari 57 kelurahan di wilayah Kota Malang. Menu tersebut merupakan menu sarapan pagi non-beras dan non-terigu.

"Pada akhirnya, diharapkan kebutuhan akan beras tidak mengalami peningkatan secara terus-menerus. Jadi ada diversifikasi atau penganekaragaman pangan lokal non-beras dan non-terigu," katanya lagi.
Baca juga: Mencicipi bakwan malang yang didatangi Ratu Maxima
Baca juga: NFA: Hari Pangan Sedunia jadi momentum perkuat pangan nasional


Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023