Jakarta (ANTARA) -
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggandeng Pemuda Panca Marga (PPM) untuk menurunkan stunting lewat Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) serta mendorong partisipasi tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR).
 
"Saya rasa program BKKBN dapat dikolaborasikan dengan kegiatan yang sebelumnya sudah ada di PPM, misalnya kegiatan penurunan stunting yang sifatnya KIE seperti webinar Bina Keluarga Balita (BKB), atau amal berupa bantuan makanan dari CSR,” kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam keterangannya di Jakarta, Ahad.
 
BKKBN menerima kunjungan Ketua Umum PPM Berto Izaak Doko bersama jajaran untuk berdiskusi mengenai sinergi apa yang dapat dilakukan antara BKKBN dan PPM dalam rangka menurunkan angka stunting sampai 14 persen pada 2024 sesuai target Presiden Joko Widodo.

PPM adalah organisasi masyarakat yang mewadahi para putra-putri veteran Indonesia beserta keturunannya.

Baca juga: Kepala BKKBN: Perpres 72/2021 bantu pemda turunkan stunting signifikan

Baca juga: TNI AL kerahkan kapal laksanakan baksos di Masalembu
 
Hasto mengatakan sesuai dengan mandat Presiden, pemerintah harus melibatkan pihak swasta untuk membangun kepekaan terhadap krisis di tengah masyarakat.
 
“Apabila ada anggota PPM yang memiliki pengaruh di wilayah tertentu, dapat kolaborasi dengan perwakilan BKKBN untuk kerjasama dengan CSR dari swasta, lalu turun ke lapangan memberikan bantuan langsung kepada keluarga risiko stunting,” ujar dia.
 
Ia memaparkan tiga hal yang dapat menjadi faktor pertimbangan kerja sama PPM dengan CSR, yaitu sumber daya PPM di lokasi tersebut cukup aktif, dana CSR yang besar, serta kondisi daerah dengan angka stunting tinggi.
 
“Kita dapat memulai dari langkah-langkah yang mudah, tapi berdampak besar, langkah kecil seperti ini akan sangat membantu anak-anak stunting,” tuturnya.
 
Hasto berharap anggota PPM juga mendukung program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) oleh BKKBN, dengan membagikan telur sebagai asupan gizi bagi anaknya.
 
“Sebetulnya kita punya paket hemat, apabila kita sudah mendorong balita minimal makan dua telur dalam sehari itu sudah sangat membantu. Saran saya programnya untuk enam bulan, dan harapan saya tidak terlalu berat bagi perusahaan,” ujar Hasto.
 
Adapun Berto Izaak Doko sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat PPM menyatakan siap bersinergi dengan BKKBN dan menurunkan pasukan ke lapangan untuk percepatan penurunan stunting.
 
“Kami ingin berpartisipasi dan bekerja sama dalam program penurunan stunting untuk mencapai Indonesia Emas 2045. Kesempatan untuk berkolaborasi ini dapat melibatkan anggota kami sebanyak 3,5 juta orang di seluruh Indonesia, kami siap untuk difungsikan,” ucap Berto.
 
Ia menjelaskan, kerja sama dengan BKKBN telah sesuai dengan fungsi mereka sebagai veteran dan pejuang yang harus memberikan kerja nyata untuk masyarakat.
 
“Kami siap untuk menggerakkan anggota serta mitra kami untuk melaksanakan program percepatan penurunan stunting ini. Setelah kesepakatan nanti, kita akan berikan arahan di daerah agar mereka paham polanya seperti apa, tentu dengan sosialisasi juga dari BKKBN," tutur dia.*

Baca juga: Megawati hingga Menteri PPPA jadi perempuan inspiratif cegah stunting

Baca juga: Kepala BKKBN kukuhkan Kasal sebagai bapak asuh anak stunting

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023