Gempa guguran terekam sebanyak 41 kali dengan amplitudo antara tiga hingga 25 milimeter dengan durasi 49-133
Manado (ANTARA) - Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) menyebutkan guguran lava Gunung Karangetang di Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara masih terjadi pada Senin.

"Guguran lava meluncur ke sejumlah kali atau sungai dengan jaran luncuran bervariasi," kata Ketua Pos PGA Karangetang, Yudia P Tatipang di Manado.

Dia menyebutkan, dalam laporan pengamatan pukul 12.00-18.00 WITA, guguran lava mengarah ke Kali Kahetang sekitar 1.750 meter, ke arah Kali Batuawang dan Batang sekitar 1.000 meter.

Selanjutnya, guguran lava juga mengarah ke Kali Timbelang sekitar 800 meter, ke arah Kali Beha Barat sekitar 1.500 meter.

Baca juga: Pos PGA: Terjadi 67 kali gempa guguran di Gunung Karangetang

Gempa guguran terekam sebanyak 41 kali dengan amplitudo antara tiga hingga 25 milimeter dengan durasi 49-133.

Selanjutnya, terekam satu kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 35 milimeter, S-P: 1,5 detik selama 18 detik, serta satu kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 35 milimeter, S-P: 21 detik selama 91 detik.

"Tremor menerus (microtremor) terekam dengan amplitudo antara 0,5 hingga tiga milimeter, dominan satu milimeter," katanya.

Hingga saat ini, kata dia, tingkat aktivitas Gunung Karangetang berada pada level III siaga.

Baca juga: Dua kali meluncur, PGA: Waspada awan panas guguran Gunung Karangetang

Dia berharap, masyarakat dan pengunjung, dan wisatawan tidak mendekati, tidak melakukan pendakian dan tidak beraktivitas di dalam zona prakiraan bahaya yaitu radius 2,5 kilometer dari puncak kawah dua (kawah utara) dan kawah utama (selatan) serta area perluasan sektoral ke arah barat daya dan tenggara sejauh 3,5 kilometer.

Masyarakat juga diharapkan mewaspadai guguran lava dan awan panas guguran yang dapat terjadi sewaktu-waktu dari penumpukan material lava sebelumnya karena kondisinya belum stabil dan mudah runtuh, terutama ke sektor selatan, tenggara, barat dan barat daya.

Sementara masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang agar meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang yang dapat mengalir hingga ke pantai.

Baca juga: Badan Geologi imbau warga sekitar Karangetang patuhi rekomendasi

Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023