Ada lebih dari 40 pekerja yang membuat kerajinan menggulung kertas di sanggar ini. Mereka semua menyandang disabilitas yang berbeda
Chengdu (ANTARA) - Menjelang penyelenggaraan Pesta Olahraga Universitas Sedunia Musim Panas (Universiade) Federasi Olahraga Universitas Internasional (FISU) ke-31, berbagai macam produk berlisensi telah tersedia di toko-toko untuk menciptakan daya tarik bagi konsumen.

Dijadwalkan berlangsung dari 28 Juli hingga 8 Agustus di Chengdu, Ibu Kota Provinsi Sichuan, China barat daya, Universiade meluncurkan dan menjual lebih dari 1.000 produk berlisensi di lebih dari 400 toko retail.

Di antara produk-produk tersebut, karya seni menggulung kertas (paper quilling) unik yang dibuat oleh sebuah sanggar budaya dan kreatif di Distrik Wenjiang, Chengdu, menjadi sangat populer.

Dibuat dari potongan kertas berwarna-warni yang digulung, dibentuk, dan direkatkan dengan cermat, karya seni ini menampilkan desain yang memesona, seperti gambar bunga dan serangga yang indah, lonceng angin, serta maskot panda ikonis Universiade Musim Panas.
 
 


Namun, hanya segelintir orang yang tahu bahwa para pengrajin terampil di balik karya seni sangat indah itu adalah warga penyandang disabilitas setempat.   

Pada Desember 2020, lambang dan maskot Universiade Chengdu diresmikan, dan Wang serta rekan-rekan kerjanya mendapatkan izin untuk mereproduksi gambar-gambar tersebut dalam bentuk karya seni menggulung kertas untuk dijual sebagai produk berlisensi. Sejauh ini, mereka telah menjual lebih dari 7.000 buah. 

Kami menerima pesanan baru setiap hari, dan gambar menggulung kertas kami menjadi sangat dicari akhir-akhir ini, baik secara daring (online) maupun di berbagai toko retail luring (offline), ujar Wang Linjiang, kepala pengrajin di sanggar tersebut, seraya menambahkan bahwa para pengrajin di sanggar itu sedang sibuk mengerjakan pesanan gambar lambang Universiade Chengdu.

Pada 2016, subdistrik Gongping di Distrik Wenjiang menyelenggarakan pelatihan vokasional bagi para penyandang disabilitas setempat, yang bertujuan untuk meningkatkan peluang kerja bagi mereka.

Setelah melakukan eksplorasi, kelompok tersebut menemukan bahwa kerajinan tangan yang murah dan mudah diakses merupakan fokus terbaik bagi upaya mereka.

Wang membuat karya seni menggulung kertas sejak saat itu.

"Ini merupakan hal yang baru bagi saya ketika saya kali pertama memulainya. Rasanya sangat memuaskan bisa menggulung, menjepit, menyusun, dan menempelkan potongan-potongan kertas, dan akhirnya mengubahnya menjadi sebuah gambar yang memukau," ujar pria berusia 34 tahun itu.

Meskipun terlahir dengan cacat bawaan, Wang selalu bertekad untuk mandiri. Berkat keteguhannya yang tak tergoyahkan, dia akhirnya menjadi seorang master dalam seni menggulung kertas.

Pada 2017, sebuah sanggar kecil didirikan dengan dukungan dari subdistrik itu dan beberapa organisasi pekerjaan sosial, dan luasnya kini bertambah menjadi 300 meter persegi.

Desain dan produk menggulung kertas yang kreatif dari Wang memenangkan banyak penghargaan dalam beberapa tahun terakhir.

"Kami telah mendaftarkan sebuah merek. Ada lebih dari 40 pekerja yang membuat kerajinan menggulung kertas di sanggar ini. Mereka semua menyandang disabilitas yang berbeda," tutur Zhong Yanyan, seorang pejabat subdistrik itu.
 
   


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2023