Proyek tersebut memiliki skala yang cukup besar di atas 10 gigawatt
Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengungkapkan Indonesia akan segera memiliki proyek pengembangan industri panel surya terintegrasi di dalam negeri.

Ia menyebut proyek tersebut akan menjadikan Indonesia sebagai pemain energi surya terbesar di kawasan ASEAN.

"Akan ada pengumuman besar soal peluncuran industri panel surya terintegrasi yang akan disampaikan oleh Presiden akhir bulan ini atau awal bulan depan. Indonesia mungkin akan jadi yang terbesar di kawasan yang memiliki industri tenaga surya terintegrasi di kawasan ini untuk mendukung 23 persen EBT dan juga net zero emission," katanya dalam Indosolar Expo 2023 di Jakarta, Selasa.

Kendati enggan mengungkapkan lebih rinci soal mitra yang terlibat dalam proyek tersebut, Dadan mengatakan proyek tersebut sudah disiapkan oleh Kementerian ESDM dan Kementerian Investasi/BKPM.

Ia menjelaskan bahwa pemerintah telah mencoba mencari mitra sebagaimana yang diinginkan Presiden untuk bisa mengembangkan potensi industri panel surya di Indonesia.

"Sekarang kita sudah mengamankan partner, tapi saya tidak akan mengumumkan siapa karena Presiden yang akan mengumumkan ini. Tapi, diskusi sudah sangat intens. Kita sudah berkunjung ke sana, mereka sudah ada kunjungan ke sini, sudah ada lokasi yang dipilih. Nanti, Presiden akan umumkan," katanya.

Dadan menambahkan proyek tersebut memiliki skala yang cukup besar di atas 10 gigawatt (GW). Begitu pula mitra yang akan digandeng merupakan pemain besar di pasar global.

"Ini besar di atas 10 GW, di atas itu. Jadi industri yang sangat besar, berasal dari produsen yang memiliki kontribusi market share yang signifikan di dunia untuk produksi panel ini," katanya.

Pengembangan industri panel surya memang tengah digalakkan pemerintah. Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia baru saja kembali dari China untuk menemui produsen kaca dan panel surya dunia, Xinyi Group, yang berencana untuk mengembangkan hilirisasi pasir kuarsa atau pasir silika di Rembang, Batam, Kepulauan Riau.

Xinyi merupakan salah satu produsen kaca terbesar, dengan berbagai produk kaca yang digunakan dalam sektor otomotif, konstruksi, dan energi.

Selain itu, perusahaan tersebut juga merupakan pemimpin dalam pembuatan solar panel, memanfaatkan teknologi canggih dan berkelanjutan untuk mendukung transisi global ke energi terbarukan.

Baca juga: Punya pasir kuarsa, Bahlil sebut RI jadi penyuplai panel surya dunia
Baca juga: Jateng buka peluang investasi bidang EBT
Baca juga: Perusahaan AS investasi 500 juta dolar bangun industri panel surya

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023