Trenggalek, Jatim (ANTARA) - Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, kini memiliki Taman Laut Bioreeftek yang berisi ratusan terumbu karang buatan dan hasil transplantasi.

Peresmian Taman Laut Bioreeftek itu dilakukan Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin, yang ditandai dengan penanaman transplantasi terumbu karang buatan ke dasar perairan dangkal di kawasan Pantai Mutiara, Trenggalek, Selasa.

Taman Laut Bioreeftek yang diberi nama Karang Tresno itu ditanami lebih dari 300 terumbu karang yang disemai di atas batok-batok kelapa, kemudian ditanam di dasar perairan dangkal di kawasan Pantai Mutiara dengan susunan membentuk konfigurasi gambar hati.

Baca juga: Masyarakat rehabilitasi terumbu karang taman laut Lombok Utara

"Taman Laut Karang Tresno ini diharapkan mampu menjadi salah satu daya tarik wisata baru di perairan Teluk Prigi," kata Bupati Arifin usai meresmikan taman laut bioreeftek Karang Tresno di Pantai Mutiara.

Menurut dia, selain hasil alam yang melimpah, keberadaan taman laut itu juga menjadi spot wisata baru.

"Untuk mewujudkan itu, kami meminta fasilitas pendukung ke destinasi taman laut tersebut ditambah sehingga dapat diakses secara mudah oleh wisatawan," katanya.

Baca juga: Perempuan penyelam di Kupang bantu rehabilitasi terumbu karang

Ia berharap wisatawan yang datang ke taman laut itu tidak hanya para penyelam profesional, tetapi juga masyarakat umum sembari diberi wawasan konservasi dan bahari.

"Jadi, tidak hanya penyelam profesional saja, penyelam amatir atau pemula juga bisa melakukan penyelaman, meskipun dengan pengawasan. Semoga nanti alatnya bisa ditambah lebih banyak," katanya.

Potensi itu, menurut dia, sangat memungkinkan, karena meskipun berada di pesisir selatan, ombak di Pantai Mutiara tidak se-ekstrem pesisir selatan lainnya.

Baca juga: Pupuk Kaltim dukung pelestarian terumbu karang

"Ombak di Pantai Mutiara yang tenang menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan untuk bisa bermain di laut, termasuk melakukan penyelaman untuk melihat Taman Laut Karang Tresno," katanya.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023