Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)l/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Vivi Yulaswati menyatakan Indonesia mendukung transformasi sistem pangan dalam konteks Visi Indonesia 2045.

“Kami baru saja menyelesaikan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, di mana transformasi sistem pangan adalah salah satu agenda besarnya,” ujar dia saat Bappenas menggelar pertemuan bilateral dengan Wakil Presiden International Fund for Agricultural Development (IFAD) dan Director General of Food and Agriculture Organization (FAO) di Roma, Italia, dikutip dari laman resmi, Jakarta, Rabu.

Saat ini, Indonesia disebut memiliki beberapa tantangan dalam sistem pertanian.

Pertama, transformasi sistem pertanian pangan perlu diletakkan dalam konteks lokal. Hal ini disebabkan karakteristik berbagai daerah di Indonesia begitu beragam, sehingga peran kapasitas pemerintah daerah dan transfer pengetahuan menjadi bagian dari tantangan yang masih dihadapi selama ini.

Peran dan kapasitas pemerintah daerah dalam transformasi sistem pertanian pangan perlu ditingkatkan ke depannya.

Pemerintah daerah memainkan peran penting dalam konteks desentralisasi di Indonesia.

"Selain itu, pemerintah juga perlu mempertimbangkan untuk meningkatkan desain, implementasi, pemantauan, dan evaluasi proyek IFAD di Indonesia,” ungkap Vivi.

Kedua, lanjut dia, populasi petani yang menua. Salah satu instrumen strategi atau kebijakan Indonesia dalam RPJPN 2025-2045 adalah regenerasi petani, sehingga ada beberapa strategi yang harus Indonesia lakukan, seperti digitalisasi dan smart farming dalam konteks budaya dan kapabilitas.

Pengalaman IFAD di Indonesia untuk mendukung kewirausahaan pedesaan dan lapangan kerja dinilai akan menjadi fondasi yang kuat bagi Indonesia guna lebih jauh berkolaborasi dalam rangka regenerasi petani di Indonesia.

“Kami juga mengalami bonus demografi. Kami adalah negara terpadat keempat dan kami sekarang harus mengembangkan strategi untuk meregenerasi para petani,"  ucapnya.

Terkait dengan perubahan iklim, lanjut dia,  pihaknya juga ingin memperluas strategi nexus of Food Energy and Water (FEW) dan juga sebagai bagian dari ekonomi sirkular untuk meningkatkan produktivitas ekonomi serta mengurangi food loss dan waste.

IFAD dinyatakan telah menjadi salah satu mitra pembangunan utama Indonesia dalam mencapai target pembangunan, termasuk target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals.

Dukungan IFAD disebut terbukti efektif menciptakan peluang ekonomi di pedesaan melalui penciptaan dan mata pencaharian melalui kewirausahaan pedesaan dan lapangan kerja.

Baca juga: Luncurkan Rancangan Akhir RPJPN 2025-2045, Presiden Paparkan Visi Indonesia Emas 2045

Baca juga: Ketua MPR ajak wujudkan visi Indonesia Emas 2045


Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023