Food loss and waste telah mengakibatkan kerugian Rp551 triliun atau setara dengan 36,6 miliar dolar
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi memaparkan strategi Pemerintah Indonesia menangani susut dan boros pangan (food loss and waste) yang menjadi isu global dalam forum United Nation Food Systems Summit (UNFSS) +2 Stocktacking Moment di Roma, Italia.

"Kita memerlukan kolaborasi global dalam upaya menekan food loss and waste mengingat dampaknya terhadap ketahanan pangan dan gizi," kata Arief dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Kamis.

Arief menekankan bahwa sangat penting bagi setiap negara untuk mencegah dan mengurangi food loss and waste karena sekitar 14 persen dari total produksi pangan global mengalami food loss dan 17 persen pangan terbuang percuma karena perilaku food waste.

Berdasarkan mata rantai produksi pangan, lanjutnya, poin terbesar yang berpengaruh dalam susut dan boros pangan terjadi pada tahap konsumsi.

Hal tersebut menjadi acuan pemerintah dalam merumuskan kebijakan menangani food loss and waste secara efektif.

"Dalam menghadapi isu food loss and waste, Indonesia telah mengidentifikasi beberapa kebijakan antara lain dengan mengubah perilaku, peningkatan support system, penguatan regulasi, optimalisasi pendanaan, pemanfaatan food loss and waste, pengembangan kajian, serta pendataan food loss and waste," ujarnya.

Arief pun memaparkan sejumlah strategi mencegah food loss and waste antara lain dengan membuat platform dan berkolaborasi lintas sektor yang melibatkan tiga kelompok pelaku mulai dari penyedia makanan seperti restoran dan hotel. Lalu, kelompok organisasi sosial serta kelompok penerima manfaat.

Pemerintah Indonesia juga menyediakan dan memfasilitasi kendaraan logistik pangan untuk pendistribusian pangan berlebih dari pendonor ke penerima manfaat.

Sebanyak 27 ton pangan berlebih telah didistribusikan kepada kelompok penerima manfaat di Jakarta sepanjang Desember 2022-Februari 2023.

"Ini tentunya akan kita perluas ke berbagai wilayah sehingga gerakan ini terus bergulir dan berdampak positif pada ketahanan pangan kita," tutur Arief.

Selain itu, NFA juga mendorong gerakan nasional yang disebut "Stop Boros Pangan/Stop Food Waste" untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang food loss and waste.

Adapun berdasarkan studi yang dilakukan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional pada kurun 2000-2019, Indonesia menghasilkan 23-48 juta ton sampah makanan per tahun.

Jumlah sampah makanan tersebut sepatutnya dapat menghidupi 61-125 juta orang atau sama dengan 29-47 persen populasi rakyat Indonesia.

Sedangkan, secara ekonomi, food loss and waste telah mengakibatkan kerugian Rp551 triliun atau setara dengan 36,6 miliar dolar AS.

Baca juga: NFA tekankan 3 langkah jaga ketahanan pangan di forum Roma
Baca juga: Fluktuasi harga telur dan ayam, NFA sebut ini kesetimbangan baru

Baca juga: NFA upayakan pengurangan food loss-food waste antisipasi krisis pangan

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023