Jakarta (ANTARA) - Pakar kesehatan anak dr. Yuni Astria, Sp.A berpendapat baik orang tua maupun anak harus sama-sama bahagia dan salah satu cara mewujudkannya bisa dimulai dengan memahami emosi anak.

"Sebagai orangtua kita harus memahami tentang emosi anak dan itu tidak mudah. Kalau anak tidak bahagia, pasti orangtua tidak bahagia juga itu sudah dijamin 1000 persen," kata Yuni di Jakarta, Kamis.

Menurut Yuni, orang tua bisa membahagiakan anak salah satunya menerapkan prinsip ASUH, ASIH dan ASAH-nya adekuat. ASUH berkaitan dengan pengasuhan yang baik, ASIH terkait pemberian dukungan pada anak, sementara ASAH berkaitan dengan pemberian stimulasi pada anak untuk mengembangkan kemampuan sensorik, motorik, kognitif, spiritual hingga kepemimpinannya.

Yuni menekankan bonding atau ikatan emosional yang terjalin baik antara orang tua dan anak yang pada akhirnya dapat meningkatkan kebahagiaan seluruh anggota keluarga.

Dia merujuk studi mengutarakan bahwa bonding antara ibu bekerja dan anaknya tidak kalah baik dengan ibu rumah tangga dengan anaknya. Ini karena ibu bekerja meluangkan waktunya berinteraksi dengan anak, bermain bersama sekaligus memberikan stimulasi yang dibutuhkan anak.

"Ibu yang bekerja begitu pulang ternyata benar-benar quality time sama anaknya, gawai ditaruh, main bersama anak, memberi stimulasi, mengobrol, dan itu sangat berarti untuk anak, kehadiran ibu juga ayah," tutur Yuni.

Sementara itu, menurut studi, ibu rumah tangga walau memang lebih lama di rumah dibandingkan ibu bekerja, tetapi, hanya fokus pada rumah tangga saja dan bingung untuk menyempatkan waktu bersama anak. Namun, Yuni mengatakan itu hanya gambaran sekilas dan tidak berarti dilakukan semua ibu rumah tangga atau ibu bekerja.
Dari kiri ke kanan: Pakar kesehatan anak dr Yuni Astria, SpA, Co-Founder MALO & Children's Day by MALO Felicia Debora, Plt. Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Rini Handayani, Co-Founder Kerokoo Caroline Robianto serta perwakilan Plaza Indonesia saat meresmikan "Children's Day by Malo" di Jakarta, Kamis (27/7/2023). (ANTARA/Lia Wanadriani Santosa)


Berbicara tentang terwujudnya keluarga termasuk anak yang bahagia, salah seorang pendiri MALO & Children's Day by MALO Felicia Debora dalam acara yang sama berpendapat itu bukan soal uang, tetapi, soal kesempatan, akses dan partisipasi.

Menurut dia, anak-anak tak membutuhkan mainan dengan harga mahal atau diajak berlibur ke luar negeri, tetapi, sekedar pelukan dari orang tuanya.

"Anak saya tidak bisa disuapi pagi, siang dan sore, tetapi, saya pastikan saat malam, ketika saya sampai di rumah ada satu kegiatan yang tidak bisa digantikan orang lain yakni baca buku bersama. Dari situ saya gali kegiatan dia, kejadian menarik dan lainnya," kata Felicia menjelaskan.

Sebagai wadah bagi orang tua khususnya ibu dan anak mereka berinteraksi bersama, dia dan tim menghadirkan "Children's Day by Malo" yakni sebuah pop-up curated market di Plaza Indonesia yang dibuka mulai hari ini hingga 30 Juli 2023.

Di sana, ada beragam kegiatan berupa bazaar produk ibu dan anak yang diinisiasi oleh ibu Indonesia, storytelling untuk anak, kelas sensori anak, pemeriksaan pertumbuhan dan gigi anak serta talkshow dengan mom's icon dan praktisi tumbuh kembang anak.

Kehadiran Children’s Day by Malo dikatakan menjadi salah satu perwujudan dari tema dari Peringatan Hari Anak Nasional 2023 bertema “Anak Terlindungi, Indonesia Maju”, yang diharapkan anak-anak Indonesia dapat dipenuhi hak-haknya, termasuk hak untuk dibesarkan di lingkungan keluarga yang bahagia.

"Sebuah wadah bagi woman enterpreuneur untuk berkumpul bersama. Kami berharap acara ini dapat menjadi acara tahunan supaya langkah dan hasilnya terlihat lebih nyata," kata Felicia.

Baca juga: KemenPPPA dorong ibu jadi sosok berdaya demi tercapainya hak anak

Baca juga: Cara dukung anak tumbuh bahagia meski saat pandemi menurut pakar

Baca juga: Tanda-tanda keluarga harmonis dan bahagia

 

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023