Gorontalo (ANTARA News) - Pengamanan kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Gorontalo diperketat, setelah pihak komisioner itu mengumumkan pembatalan pasangan calon Adhan Dambea-Inrawanto Hasan sebagai peserta pilkada, Rabu.

Ratusan aparat kepolisian dan TNI siaga di dalam dan luar kantor KPU, disertai kendaraan water cannon dan dipagari kawat duri.

Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi gangguan keamanan maupun unjuk rasa dari kelompok tertentu terhadap KPU.

Pengamanan di rumah dinas Gubernur Gorontalo yang terletak di pusat Kota Gorontalo juga ditingkatkan, karena warga mulai mendatangi lokasi tersebut, setelah informasi mengenai keputusan KPU beredar.

"Saya meminta warga tenang, jangan panik atau resah. Silahkan tetap salurkan hak pilih anda di TPS besok dan Insya Allah keamanan bisa kami jamin," kata Gubernur Gorontalo Rusli Habibie.

Ia menambahkan, suksesnya pelaksanaan pilkada Kota Gorontalo ada di tangan masyarakat sendiri, dan aparat keamanan hanya membantu mengendalikan situasi keamanan.

Gubernur mengaku pihaknya telah berkoordinasi dengan Polda Gorontalo dan TNI, untuk mengantisipasi gangguan keamanan di seluruh titik.

Sementara itu, Danrem 131 Santiago Brigjen TNI Johny L. Tobing mengatakan, pihaknya akan membantu sepenuhnya pihak Polri, untuk menjaga keamanan di daerah tersebut.

"Kami berharap situasi keamanan tetap stabil. Namun bila hal itu tidak terjadi, maka TNI siap menurunkan seluruh personilnya untuk membantu polisi," tukasnya, usai meninjau sejumlah TPS di Kota Gorontalo.

Pewarta: Debby H.Mano
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013