Surabaya (ANTARA) - Kepala Perwakilan Perdagangan Federasi Rusia di Republik Indonesia Alexander Svinin menyatakan pihaknya berkomitmen memperkuat perdagangan dengan Indonesia khususnya dengan Provinsi Jawa Timur.

"Kerja sama Rusia dengan Indonesia, termasuk dengan Kadin Jatim sebenarnya sudah terjalin sejak lama," kata Alexander Svinin saat melakukan kunjungan ke Graha Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim, Surabaya, Jumat.

Svinin melanjutkan banyak perusahaan Rusia yang telah difasilitasi Kadin Jatim dalam berbagai kegiatan, begitu juga dengan perusahaan Jatim, seringkali mengikuti kegiatan Rusia. Untuk itu, Rusia memberikan apresiasi dan mengucapkan terima kasih.

"Terima kasih Karena Kadin sudah membantu perusahaan Rusia sejak lama. Juga perusahaan Rusia banyak berpartisipasi dalam acara yang dilaksanakan Kadin, juga Kadin berpartisipasi pada acara yang selenggarakan oleh Rusia. Kami melihat ada ketertarikan dari kedua pihak. Dan hari ini kami ingin memperkuat ketertarikan," ujar Svinin.

Sejumlah produk yang dianggap potensial untuk dikerjasamakan adalah produk agrikultural, perkapalan, pupuk dan berbagai produk kebutuhan sehari-hari penduduk serta makanan dan minuman.

"Hari ini kami mendengar berbagai macam presentasi dari perusahaan Indonesia. Semua cukup menarik dan kami sepakat menerima katalog produk Indonesia dan akan kami kirimkan kepada mitra potensial di Rusia. Kemungkinan pada bulan Agustus kami bisa hubungkan perusahaan Indonesia dengan Rusia," ujarnya.

Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Internasional Kadin Jatim Prof. Tomy Kaihatu menyambut baik keinginan Rusia dan mempersilakan ke pengusaha untuk menangkap kesempatan yang baik ini.

"Ini adalah peluang yang cukup besar karena ini langsung dari pemerintah Rusia. Kita semua tahu bahwa Rusia adalah negara yang sentralistik. Kalau pemerintah sudah bilang A, maka semuanya wajib ikut," ujarnya.

"Dalam situasi perdagangan dunia saat ini, dimana ada beberapa negara enggan berdagang dengan Rusia, sehingga Rusia mencari alternatif, salah satunya dengan Indonesia," tambahnya.

Terlebih selama ini neraca perdagangan Jatim dengan Rusia selama kurun waktu 2018 hingga 2022 nilainya selalu defisit. Pada tahun 2021, devisit sebesar 182,30 juta Dolar AS, dengan perincian ekspor Jatim ke Rusia mencapai 128,08 juta Dolar AS dan impor Jatim dari Rusia mencapai 310,38 juta Dolar AS.

Di tahun 2022, neraca perdagangan kembali defisit sebesar 524,88 juta Dolar AS, dengan perincian ekspor Jatim dari Rusia sebesar 310,38 juta Dolar AS, sementara impor Jatim dari Rusia sebesar 635,50 juta Dolar AS.

"Selama periode 2018 hingga 2022 ekspor Jawa Timur ke Rusia nilainya fluktuatif dengan tren pertumbuhan rata-rata 9,38 persen per tahun. Adapun share-nya terhadap total ekspor Jawa Timur masih sangat kecil, rata-rata per tahunnya mencapai 0,62 persen," ucap Tomy.

Sehingga untuk komoditas dari Jatim yang selama ini tidak diekspor ke Rusia, bisa diekspor semua. Karena menurut Tomy, sebenarnya Rusia selama ini lebih fokus pada ekspor barang ke Indonesia."

Sekarang tidak, mereka juga mencari suplai dari Indonesia. Ini kan potensi paling besar. Kami akan berusaha menindaklanjuti dengan melihat listing produk yang dibutuhjan Rusia yang dulunya mungkin diimpor dari negara lain dan sekarang tidak," ujar Prof. Tomy.

Sementara itu, Direktur Cipendel Center Cahaya, Jiro Dwiputra mengaku sangat senang dengan pertemuan ini karena mereka mendapatkan kesempatan untuk bisa mengembangkan penjualan mereka ke Rusia. Terlebih Rusia juga mengatakan sangat membutuhkan produk mebel dari rotan.

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023