Kegiatan ini bentuk dukungan nyata  BPDPKS  kepada UKMK berbahan sawit agar mereka bisa inovatif dan terus mengembangkan usahanya
Yogyakarta (ANTARA) - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menyatakan komitmen untuk selalu memperkuat usaha kecil menengah dan koperasi (UKMK) sawit dalam mengembangkan usaha dan inovasi.

Direktur Perencanaan dan Pengelolaan Dana/Plt Direktur Kemitraan BPDPKS Kabul Wijayanto di Yogyakarta, Jumat, mengatakan salah satu bentuk komitmen tersebut yakni upaya mempromosikan kebaikan-kebaikan sawit yang selalu digelar oleh lembaga itu dengan melibatkan UKMK.

Untuk itu, tambahnya, BPDPKS menggelar kegiatan Gebyar UKMK Berbasis Sawit dalam Mendukung UKMK Sawit Go Internasional di Yogyakarta, pada 28-30 Juli 2023 berupa pameran UKMK sawit, diskusi, serta aneka perlombaan yang mengangkat perkelapasawitan.

"Kegiatan ini merupakan bentuk dukungan nyata BPDPKS kepada UKMK berbahan sawit agar mereka bisa inovatif dan terus mengembangkan usahanya, dan mendorong para mahasiswa agar bisa timbul jiwa kewirausahaannya,” kata Kabul.

Menurut dia, pada 2022 dari ekspor non migas sebesar 276 miliar dolar AS sebanyak 15 persen merupakan kontribusi dari kelapa sawit dan turunannya kurang lebih 41,3 miliar dolar AS.

Baca juga: Kementan-BPDPKS tingkatkan kapasitas SDM pekebun kelapa sawit di Jambi

Baca juga: DMSI usulkan pembentukan badan khusus perkelapasawitan nasional


Selain itu, sektor kelapa sawit juga memberi kontribusi bagi penyerapan tenaga kerja di Indonesia yang mana sebanyak 16,2 juta orang di perkebunan kelapa sawit, terdiri atas 4,2 juta tenaga langsung dan 12 juta tidak langsung yang bekerja di sawit.

Terkait Gebyar UKMK Sawit, Kabul menyatakan kegiatan tersebut diikuti oleh UKMK Mitra BPDPKS yang merupakan UKMK sawit mewakili Asosiasi Petani Sawit, yaitu dari ASPEKPIR, Apkasindo, Apaksindo Perjuangan, SPKS dan Samade.

Kemudian, Santriprenur UKMK Sawit, UKM Batik Sawit termasuk mitra UKM dari berbagai perguruan tinggi.

Sementara itu Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Agung Yulianta yang hadir dalam kegiatan tersebut menyatakan meskipun DIY bukanlah produsen sawit tapi secara umum masyarakatnya merupakan bagian dari industri tersebut sebagai pengguna, mulai dari olahan makanan hingga barang pakai harian yang banyak menggunakan produk turunan kelapa sawit.

"Di DIY memang tidak ada kebun penghasil kelapa sawit, meski demikian banyak hal yang bisa dilakukan salah satunya adalah hilirisasi dari kelapa sawit,” kata Agung.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY Syam Arjayanti mengharapkan kegiatan Gebyar Sawit UKMK dapat terus berjalan untuk memperkuat peranan kelapa sawit.

Menurut dia, DIY merupakan daerah yang tidak terlalu luas namun menyimpan potensi besar untuk pengembangan industri kecil dan menengah. Bahkan industri kecil dan menengah DIY merupakan industri yang hebat dengan kreativitasnya.

Baca juga: BPDPKS kumpulkan dana pungutan sawit Rp186,6 triliun per Mei 2023

Baca juga: BPDPKS bersama Kementan siap optimalkan penyaluran dana PSR

 

Pewarta: Subagyo
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023