Sosialisasi ini dalam rangka menjaring masukan dan umpan balik dari guru mulai dari tingkat SD, SMP, dan SMA
Jepara (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) bekerja sama dengan anggota Komisi X DPR RI menyelenggarakan sosialisasi tentang Kurikulum Merdeka Belajar kepada para guru SD hingga SMA se-Kabupaten Jepara pada Sabtu.

"Sosialisasi ini dalam rangka menjaring masukan dan umpan balik dari guru mulai dari tingkat SD, SMP, dan SMA," kata Pelaksana tugas Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemendikbudristek Zulfikri Anas pada acara Lokakarya Pendidikan Sosialisasi Kurikulum Merdeka Belajar di Jepara, Jawa Tengah, Sabtu.

Hadir dalam acara tersebut Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Jepara Agus Tri Harjono, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah III, serta seratusan guru dari Kabupaten Jepara.

Zulfikri Anas mengungkapkan selama ini sosialisasi gencar dilakukan, termasuk melalui platform Merdeka Belajar juga sudah disiapkan semua bahan materi lewat website.

Baca juga: Nadiem ajak masyarakat berbagi praktik baik soal Kurikulum Merdeka

Upaya lainnya, kata dia, membangun kelompok belajar di masing-masing daerah, sehingga guru lebih banyak berkumpul membahas soal kurikulum daripada mendengarkan pelatihan-pelatihan karena pelatihan itu umumnya keseragaman. Sedangkan kelompok belajar lebih mendorong guru kreatif saling bertukar pikiran dan saling mempelajari ilmu bersama dan menyesuaikan kondisi daerah masing-masing.

"Khusus Kabupaten Jepara tentunya memiliki sejarah perjuangan RA Kartini di bidang pendidikan, sehingga sangat besar potensinya," ujar Zulfikri Anas.

Kurikulum Merdeka Belajar, kata dia, dirancang dan disusun agar bisa diterapkan dalam kondisi seminim apapun, karena fokusnya melihat pelayanan setiap peserta didik, sehingga mereka tumbuh dan berkembang sesuai fitrah dan potensi masing-masing.

"Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak membuat produk gagal. Setiap manusia punya keistimewaan, sedangkan Kurikulum Merdeka ini memberikan ruang seluas-luasnya kepada peserta didik untuk tumbuh dan berkembang sesuai fitrahnya," ujar Zulkifli Anas.

Baca juga: Nadiem: Kurikulum Merdeka fokus pendalaman kompetensi anak didik

Perbedaan dengan kurikulum sebelumnya, kata dia, materi dikurangi agar guru memiliki waktu yang lebih luas dalam menyampaikan pembelajaran yang bermakna. Sedangkan administrasi juga disederhanakan, supaya guru tidak membuang banyak energi hanya untuk mengurusi administrasi.

Melalui penerapan Kurikulum Merdeka, lanjutnya, diharapkan tidak ada siswa yang berhenti sekolah gara-gara dilabeli anak bodoh atau memiliki nilai akademik yang rendah.

Sementara itu Anggota Komisi X DPR RI Kiai Rojih Ulbab Maimoen mendukung implementasi Kurikulum Merdeka yang menjadi kebijakan Kemendikbudristek, karena sebelumnya para ilmuan maupun ulama juga menerapkan model pembelajaran yang hampir sama, sehingga menghasilkan generasi penerus yang berkompeten di bidang masing-masing.

"Melalui Kurikulum Merdeka membuat kebebasan dan selaras dengan ajaran Islam bahwa tanda keislaman seseorang ketika meninggalkan apa yang tidak memberi manfaat, sedangkan yang bermanfaat ditekuni dan dipelajari," ujarnya. 

Baca juga: Kurikulum Merdeka jadikan siswa lebih kontekstual kenali lingkungan

 

Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023