Jakarta (ANTARA) - Pelatih Persija Jakarta Thomas Doll menilai tim asuhannya justru kerepotan saat mereka unggul jumlah pemain dalam pertandingan melawan Persebaya Surabaya.

Pada pertandingan Liga 1 yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu, Persebaya harus bermain dengan sepuluh pemain sejak menit ke-28 ketika Arief Catur mendapat kartu merah akibat pelanggarannya terhadap Witan Sulaeman.

Persija memang mendapatkan gol semata wayangnya melalui sepakan Ryo Matsumura pada menit ke-38, namun mereka justru mengalami kesulitan saat situasi pertandingan adalah 11 lawan 10 khususnya pada babak kedua.

"Tim lawan sudah nothing to lose. Pemain kami mungkin berpikir kami tidak lagi perlu lari 100 persen, kami tidak begitu berkonsentrasi, dan kemudian perlahan-lahan Anda kehilangan kendali permainan. Dan ini sangat berbahaya karena Anda pikir itu mudah, dan kami harus belajar," kata Doll pada konferensi pers setelah pertandingan usai.

"Riko dan Matsumura di depan, dua penyerang, menurut saya itu adalah keputusan yang tepat dan senang bisa mendapat tiga poin," tutur Doll.

Baca juga: Gol semata wayang Ryo Matsumura antar Persija tundukkan Persebaya

Terlepas dari kemenangan yang didapatnya atas Persebaya, Doll juga menyatakan rasa hormatnya kepada pelatih tim lawan Aji Santoso, yang dinilainya telah menginstruksikan cara bermain yang bagus kepada tim asuhannya.

Doll mengganti tiga pemainnya di ketiga lini secara bersamaan pada babak kedua, dengan memasukkan Aji Kusuma, Resky Fandi, dan Akbar Arjunsyah. Menurutnya keputusan itu diambil karena para pemain yang berada di lapangan tengah kelelahan.

Kami mengganti (pemain) di saat yang tepat, karena beberapa pemain kami kelelahan. Anda dapat melihatnya saat situasi 11 lawan 10. Itulah sebabnya seperti saya katakan sebelumnya kami punya banyak tanda tanya," ujar pelatih asal Jerman itu.

Perihal Persija yang saat ini tidak memiliki banyak stok penyerang murni, Doll menyatakan bahwa ia telah beradaptasi dengan situasi yang ada. Salah satunya adalah dengan memberikan peran lebih banyak untuk menyerang dan menusuk ke area penalti lawan bagi dua pemain yang sejatinya merupakan gelandang atau pemain sayap, yakni Ryo dan Riko Simanjuntak.

"Saya suka cara bermain Persebaya. Mereka pakai pelatih lokal. Mereka membiarkan para pemainnya bermain, membangun serangan dari bawah, bukannya mengirim umpan-umpan panjang. Benar-benar pekerjaan bagus dari kolega Indonesia saya," tegas mantan pelatih Borussia Dortmund itu.

Baca juga: Rans Nusantara FC bermain imbang tanpa gol kontra PSS Sleman

Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2023