Dalam semester pertama 2023 ini semua operator tumbuh dengan kondisi baik sama seperti sebelum pandemi dan ini memberikan sinyal kepercayaan investor meningkat
Jakarta (ANTARA) - Persaingan sesama industri telekomunikasi di Indonesia masih dalam taraf wajar, rasional serta tidak terjadi perang harga sehingga operator saat ini bisa berkembang dengan baik, kata Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini.

"Dalam semester pertama 2023 ini semua operator tumbuh dengan kondisi baik sama seperti sebelum pandemi dan ini memberikan sinyal kepercayaan investor meningkat," kata Dian dalam jumpa pers di Jakarta, Senin.

Dikatakan, regulasi yang baik serta mendukung disamping pandemi COVID-19 yang mulai reda ikut memberikan andil dalam memberikan pertumbuhan industri telekomunikasi di Indonesia dan berharap pada semester II 2023 dan bulan-bulan berikutnya akan terus berlanjut.

Namun demikian, kata Dian, dalam beberapa bulan ke depan yang harus diwaspadai adalah pergerakan ekonomi makro nasional yang bisa ikut mempengaruhi kondisi industri telekomunikasi.

Terkait dengan memasuki tahun politik jelang 2024 dan pada 2024, Dian menilai kondisi tersebut dari sisi trafik tidak akan terlalu banyak peningkatan dibandingkan bulan-bulan biasa.

"Kenaikan trafik paling signifikan justru terjadi saat Lebaran dan Tahun Baru. Kalau tahun politik seperti masa kampanye walaupun akan banyak kontestan yang berkomunikasi seperti pengalaman tahun-tahun sebelumnya, namun hal itu tidak signifikan kenaikan trafiknya," kata Dian.

Direktur & Chief Financial Officer XL Axiata, Feiruz Ikhwan mengatakan perusahaan pada semester pertama 2023 meraih total pendapatan double digit sebesar Rp15,78 triliun atau naik 12 persen lebih tinggi dibanding periode sama tahun sebelumnya (YoY).

“Perusahaan berhasil mencatat kinerja yang solid, tumbuh double digit untuk Semester I 2023. Untuk pendapatan data dan layanan digital mencapai Rp14,41 triliun, atau sekitar 91 persen dari total pendapatan," katanya

Disampaikan, selama periode ini, perusahaan terus memperkuat eksekusi strategi konvergensi dengan mendorong bisnis fixed mobile convergence (FMC) di semua area, termasuk pada produk, infrastruktur jaringan dan IT, hingga manajemen.

Pertumbuhan yang kuat ditambah dengan keunggulan pengelolaan biaya tersebut membawa dampak positif terhadap EBITDA yang tumbuh 14 persen YoY dengan margin yang meningkat ke 49 persen, menjadi Rp7,65 triliun. Selain itu, perusahaan juga membukukan pertumbuhan laba bersih setelah dinormalisasi (NPAT), yaitu sebesar Rp658 miliar.

Perusahaan menutup semester pertama 2023 dengan total pelanggan sebanyak 58 juta, dengan pencapaian blended ARPU (average revenue per user) yang juga meningkat dari Rp38 ribu di periode yang sama tahun sebelumnya menjadi sebesar Rp41 ribu. Meningkatnya blended ARPU ini tentunya searah dengan fokus perusahaan untuk meraih dan mempertahankan pelanggan yang produktif.

Direktur & Chief Technology Officer XL Axiata, I Gede Darmayusa mengatakan di sisi jaringan, upaya peningkatan kualitas jaringan yang terus dilakukan perusahaan telah berhasil meningkatkan performa jaringan dan pengalaman pelanggan. Komitmen perusahaan memperkuat jaringan jelas tercermin dari pengalokasian belanja modal (Capex) sebesar Rp8 triliun, yang mayoritas untuk mendukung kebutuhan ekspansi jaringan.

"Capex antara lain juga disiapkan untuk pembangunan jaringan di Ibukota Nusantara (IKN) yang saat ini terus kita lakukan," kata Gede.

Hingga akhir Juni 2023, total jumlah BTS mencapai 150.261 BTS (2G & 4G), dengan jumlah BTS 4G sebanyak 97.125 ribu unit. Jumlah BTS 4G ini tumbuh 9,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. dengan tingkat keterhubungan dengan jaringan fiber optik mencapai 59 persen (fiberized).


Baca juga: Mitratel raup laba bersih Rp1,02 triliun pada paruh pertama 2023
Baca juga: Kominfo perkuat regulasi penyelenggara jasa telekomunikasi
Baca juga: Dubes Rosan: Peluncuran SATRIA-1 jadi sejarah baru telekomunikasi RI

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023