Jakarta (ANTARA) - Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengungkapkan pihaknya menjadikan fasilitas dari sektor pendidikan yaitu sekolah sebagai prioritas untuk penerima akses internet dari Satelit Republik Indonesia-1 (SATRIA-1) saat sudah beroperasi.

Kepala Divisi Infrastruktur Satelit BAKTI Kominfo Sri Sanggrama Aradea mengatakan sektor pendidikan menjadi prioritas karena merupakan fasilitas yang jumlahnya paling banyak dan belum terkoneksi.

"Kalau disampaikan secara detail kami sangat memfokuskan ke (kebutuhan internet) untuk sekolah-sekolah dulu. Karena ini paling penting, ini fondasi dasar ini. Dengan banyaknya anak muda (di Indonesia), minimum ini mereka bisa dapat akses internet untuk belajar. Jadi ini memang target utamanya," kata Aradea di Jakarta, Senin. 

Baca juga: Satria-1 menyalakan koneksi Internet di daerah 3 T Papua

Meski begitu saat ini BAKTI Kominfo bersama Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam) masih terus berkomunikasi lewat rapat koordinasi dengan lintas Kementerian dan Lembaga terkait untuk membahas titik penerima akses internet saat SATRIA-1 beroperasi.

Kementerian dan lembaga yang dimaksud seperti Kementerian Kesehatan Kemendikbudristekdikti, Kementerian Dalam Negeri, POLRI, dan TNI.

Pembahasan titik penerima akses internet dari SATRIA-1 dilakukan karena adanya rasionalisasi jumlah akibat meningkatnya kebutuhan internet di Indonesia, awalnya ada 150 ribu titik yang diproyeksikan untuk terlayani.

Namun akibat adanya kebutuhan kapasitas internet yang melonjak maka BAKTI Kominfo memutuskan untuk memberikan layanan ke 50.000 titik fasilitas publik seperti sekolah, rumah sakit, kantor polisi, kantor TNI, dan kantor pemerintah daerah yang benar-benar belum terkoneksi untuk menjaga kualitas internet yang diberikan.

Baca juga: Fakta menarik tentang SATRIA-1 yang meluncur 19 Juni 2023

BAKTI Kominfo melihat dengan data kebutuhan fasilitas publik untuk terkoneksi internet yang dihimpunnya, ternyata fasilitas sekolah menjadi titik yang paling banyak belum terkoneksi.

"Kami melihat titik sekolah ini paling banyak (yang belum terkoneksi internet). Kalau dalam data kami itu ada 92 ribu titik sekolah, jadi minimal kami bisa kurangi dulu jumlahnya untuk yang sekolah," kata Aradea.

SATRIA-1 saat ini sudah menuju orbitnya di 146 Bujur Timur (BT) setelah meluncur pada pertengahan Juni 2023 lalu dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat menggunakan roket Falcon-9 milik SpaceX.

Jika perjalanan menuju orbit tersebut mulus, maka SATRIA-1 mulai dapat beroperasi di akhir 2023 atau Januari 2024 untuk melayani titik-titik fasilitas publik terpilih di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) Indonesia.

Baca juga: PSN: Satelit Satria akan ciptakan pemerataan akses internet

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023