Jangan sampai jika benda itu tiba di Tanah Air hanya menjadi sebatas benda mati. Sebab kita tahu tingkat kunjungan masyarakat ke museum itu masih terbilang sedikit
Padang (ANTARA) - Akademisi sekaligus ahli filologi dari Universitas Leiden Surya Suryadi menilai rencana pengembalian 400 lebih barang bersejarah oleh Pemerintah Belanda kepada Indonesia menjadi momentum untuk menyemarakkan budaya cinta terhadap museum di Tanah Air.

"Jangan sampai jika benda itu tiba di Tanah Air hanya menjadi sebatas benda mati. Sebab kita tahu tingkat kunjungan masyarakat ke museum itu masih terbilang sedikit," katanya di Padang, Senin.

Hal tersebut disampaikan Surya Suryadi perihal pengembalian ratusan barang bersejarah milik Indonesia yang diambil secara paksa atau dirampas pada masa Kolonial Belanda.

Baca juga: Belanda siap kembalikan 472 benda peninggalan sejarah kepada Indonesia

Menurutnya, dengan pengembalian ratusan barang bersejarah tersebut hendaknya menjadi peluang bagi pemerintah untuk mempromosikan cinta pada museum dan mengintegrasikan dengan berbagai mata pelajaran di sekolah, sehingga benda-benda yang disimpan di museum (Indonesia) tersebut menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi siapa saja, terutama peserta didik.

"Jadi, ketika benda-benda bersejarah ini kembali ke Indonesia tetap menjadi bagian dari ingatan publik terhadap kejadian masa lalu," ucap akademisi kelahiran Kabupaten Padang Pariaman tersebut.

Berdasarkan catatan sejarah yang diperolehnya, tidak ada negara selain Belanda yang menyita, mengambil, atau membawa, secara ilegal barang-barang bersejarah dari Indonesia.

Baca juga: Museum dan Cagar Budaya simpan artefak sejarah dari Belanda

Kemudian terkait sejumlah barang yang diduga dibawa Inggris di bawah komando Gubernur Jenderal Hindia Belanda Sir Thomas Stamford Raffles ketika berkuasa di Tanah Air, Suryadi mengatakan jejak sejarah tersebut hingga kini belum terkonfirmasi dengan valid.

Namun pada saat masa kepemimpinan Raffles, Gubernur Hindia Belanda tersebut diketahui memerintahkan sebuah kapal membawa peti-peti yang berisikan naskah kuno milik Indonesia.

"Seandainya satu kapal itu tidak tenggelam di lepas Pantai Bengkulu, barangkali akan banyak naskah Indonesia tersimpan di Inggris," ujarnya.

Baca juga: Kemendikbud: Belanda serahkan barang bersejarah ke Indonesia


 

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023