Jakarta (ANTARA) -
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menggelar "Focus Group Discussion" (FGD) Membahas Rancangan Undang Undang (RUU) Jakarta yang baru di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa.
 
Dirjen Otda Kemendagri Akmal Malik mengingatkan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke lokasi baru adalah inisiatif untuk mengatasi beberapa masalah yang dihadapi Jakarta selama bertahun-tahun.
 
"Seiring beralihnya status ibu kota negara, maka Jakarta akan diberikan kekhususan-kekhususan melalui undang-undang," kata Akmal.

Menurut dia, undang-undang kekhususan berguna dalam menyelesaikan permasalahannya sekaligus untuk membantu Jakarta mempertahankan sebagai provinsi dengan kontribusi ekonomi terbesar di Indonesia sekitar 16,64 persen.

Tidak hanya itu, kata dia, peraturan ini nantinya dapat memberikan Jakarta kesempatan untuk menjadikan Jakarta sebagai Kota Global yang memiliki standard kehidupan tinggi.

Baca juga: Kemendagri: Papua Barat Daya miliki semangat NKRI paling kuat
Baca juga: Kemendagri ungkap 200-300 RW di Jakarta terdampak banjir

Sementara itu, salah satu perumus RUU Jakarta I Made Suwandi menjelaskan UU baru tentang Jakarta akan langsung menukik ke perda.

“Jadi tidak bergantung terlalu besar kepada terbitnya peraturan pemerintah," tambah Made.

Dalam FGD ini banyak tokoh Betawi yang meminta agar masyarakat Betawi diperhatikan secara serius. Setidaknya seperti masyarakat Papua yang memiliki otonomi khusus sehingga bisa melindungi kepentingan warga Papua.

Hal ini dilakukan agar warga Betawi memiliki kedaulatan yang kuat baik secara sosial dan politik di Jakarta.

Menanggapi keinginan yang berkembang dalam FGD ini, Akmal menuturkan ini momentum untuk menyerap aspirasi masyarakat.

"Karena memang RUU Jakarta ini masih dalam tahap pembahasan di pemerintah dan belum diajukan ke DPR," pungkas Akmal.

Adapun rencana pengajuan RUU Daerah Khusus Jakarta akan diajukan ke DPR RI pada Oktober 2023.

Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2023