Astana (ANTARA) - Kazakhstan belum memutuskan apakah akan menyerahkan pakar keamanan siber Rusia yang sedang ditahan di negeri itu kepada Moskow atau kepada Washington, kata negara Asia Tengah itu pada Selasa.

Pernyataan itu sekaligus membantah klaim Rusia bahwa ekstradisi untuk pakar siber itu telah disepakati kedua negara.

Kazakhstan menahan Nikita Kislitsin, seorang karyawan perusahaan keamanan siber Rusia F.A.C.C.T., ketika mengunjungi negara itu pada 22 Juni.

Rusia menanggapi langkah Kazakhstan itu dengan segera mengajukan permintaan ekstradisi sehingga bersaing dengan Amerika Serikat yang juga mengajukan permintaan ekstradisi Kislitsin.

Kasus ini bisa semakin memperkeruh hubungan antara Kazakhstan dan Rusia yang sebenarnya bersekutu itu.

Hubungan kedua negara menegang setelah Rusia menginvasi Ukraina dan penolakan Kazakhstan dalam mendukung apa yang disebut Rusia sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina.

Pada Selasa, harian Kommersant di Rusia, mengutip konsulat Rusia di Kazakhstan, melaporkan bahwa Astana sudah memutuskan menyerahkan Kislitsin kepada Rusia.

Namun, Duisembai Darkhan, juru bicara Kejaksaan Kazakhstan, berkata kepada Reuters bahwa tidak ada keputusan semacam itu.

Dia menyatakan pengadilan setempat hanya memutuskan menahan Kislitsin sambil menunggu ekstradisi.

Dia mengatakan jaksa akan memutuskan ke mana Kislitsin diekstradisi setelah mempelajari kasus tersebut lebih cermat lagi.

Baca juga: TASS: Barat berupaya jauhkan Kazakhstan dari Rusia
Baca juga: BSSN soroti pentingnya peningkatan literasi keamanan digital
Baca juga: Tips untuk perusahaan dalam hadapi dan atasi kebocoran data


Sumber: Reuters
 

Penerjemah: Jafar M Sidik
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023