tanpa adanya perubahan perilaku dari masyarakat, maka percepatan penurunan maupun pencegahan stunting sulit dilakukan.
Palangka Raya (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah meningkatkan kemampuan para tenaga kesehatan dalam membangun Komunikasi Antar Pribadi (KAP) agar penyampaian enam pesan kunci dalam percepatan penurunan stunting atau gangguan pertumbuhan lebih optimal.

"Melalui KAP ini, kita harapkan dapat mendukung percepatan penurunan maupun pencegahan stunting sesuai konteks lokal dan kebutuhan program yang fokus pada perubahan perilaku," kata Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Tengah Suyuti Syamsul di Palangka Raya, Rabu.

Suyuti menjabarkan, enam pesan kunci dimaksud, yakni ibu hamil agar mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) setiap hari selama kehamilan, ibu hamil mengikuti kelas ibu hamil minimal empat kali selama masa kehamilan.

Kemudian, agar ibu memberikan Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak (PMBA) secara tepat, melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), memberi ASI Eksklusif pada bagi 0-6 bulan, serta memberi makanan pendamping ASI dan ASI hingga anak berusia dua tahun.

Selanjutnya ibu membawa balita secara rutin ke posyandu sebulan sekali untuk pemeriksaan tumbuh kembang, serta ibu, anak, dan seluruh keluarga dapat melakukan cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan air mengalir di waktu-waktu penting, serta baik ibu, anak serta seluruh keluarga agar dapat menggunakan jamban sehat," jelasnya.

Menurut Suyuti tanpa adanya perubahan perilaku dari masyarakat, maka percepatan penurunan maupun pencegahan stunting sulit dilakukan.

"Komunikasi perubahan perilaku menyediakan lingkungan pendukung yang memungkinkan individu dan masyarakat untuk berinisiatif, mempraktikkan, dan mempertahankan perilaku positif yang diharapkan tersebut," jelasnya.

Disampaikannya, untuk menjangkau sasaran di seluruh daerah, diperlukan dukungan, berupa peningkatan kapasitas yang memadai, sesuai fungsi dan perannya baik dari pusat sampai daerah.

Adapun pelatihan Komunikasi Antar Pribadi (KAP) ini telah pihaknya laksanakan, untuk mempersiapkan tenaga kesehatan di kabupaten dan kota agar selanjutnya melakukan orientasi di wilayah masing-masing. Sebagai peserta, adalah Petugas Pemegang Program Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat, Program Gikia, Program Kesling, hingga Petugas Pemegang Program dari Puskesmas.

Sementara itu, prevalensi stunting di Provinsi Kalimantan Tengah pada 2022 sebesar 26,9 persen. Kondisi tersebut mengalami penurunan sebesar 0,5 persen dari 2021 sebesar 27,4 persen.
Baca juga: UMPR-BKKBN Kalteng kolaborasi penanganan stunting
Baca juga: BKKBN-APTISI kolaborasi penanganan stunting di Kalimantan Tengah
Baca juga: Wagub Kalteng: Prioritaskan pemenuhan gizi tanggulangi stunting

 

Pewarta: Muhammad Arif Hidayat
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2023