Amman (ANTARA News) - Raja Abdullah II dari Jordania dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Minggu sepakat untuk melaksanakan upaya bersama guna melindungi tempat suci di Jerusalem.

Kedua pemimpin tersebut mencapai konsensus untuk mempertahankan Jerusalem, Kota Suci Umat Muslim dari usaha "diyahudikan", kata kantor berita resmi Jordania, Petra.

Raja Jordania juga kembali menyampaikan dukungannya buat rakyat Palestina dalam perjuangan mereka untuk memiliki negara, demikian laporan kantor berita China, Xinhua.

Israel menduduki bagian timur Kota Jerusalem pada 1967. Rakyat Palestina ingin Jerusalem Timur menjadi ibu kota negara masa depan Palestina, tapi Israel menyatakan Jerusalem adalah ibu kota abadi bangsa Yahudi.

Para elit Israel menganggap kota suci tersebut adalah bagian dari negaranya dan itu adalah bentuk ideologi "Zionisme".

Dari semua negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, hanya Kosta Rika dan El Salvador saja yang menempatkan kedutaan mereka di Jerusalem, yang lain di Tel Aviv, karena menurut PBB, Jerusalem akan dijadikan Kota Internasional.

Kota bersejarah Jerusalem adalah sebuah warisan dunia yang dilindungi oleh UNESCO mulai tahun 1981.

Di kota tersebut terdapat Masjid Al-Asha, tempat suci ketiga umat Muslim setelah Makkah dan Madinah di Arab Saudi. Selain itu terdapat pula Masjif Qubbatush-Shakhrah --yang kubahnya berlapis emas-- tapi dalam bahasa Inggris disebut Dome of the Rock.

Di sana juga terdapat tempat suci umat Yahudi, Tembok Ratapan.

(C003)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013