Jakarta (ANTARA) - Lizzo telah digugat atas tuduhan pelecehan seksual dan body shaming (perundungan bentuk tubuh), termasuk menciptakan lingkungan kerja yang penuh permusuhan dan kasar untuk tiga mantan penarinya. 

Eonline, Rabu, melaporkan bahwa dalam pengaduan yang diajukan di Pengadilan Tinggi Los Angeles, Amerika Serikat (AS) ketiga mantan penari Lizzo, yaitu Crystal Williams, Arianna Davis, dan Noelle Rodriguez, menuduh bahwa mereka mengalami berbagai macam perlakuan buruk saat bekerja dengan penyanyi tersebut, termasuk pelecehan seksual, body shaming, dan diskriminasi disabilitas.

Selain itu, mereka juga menggugat perusahaan produksi Lizzo, Big Grrrl Big Touring dan kapten tari Shirlene Quigley, yang mereka klaim sering berkhotbah tentang pandangannya sebagai penganut Kristen sambil juga membagikan cerita mendetail yang menyeramkan tentang kebiasaan masturbasi dan fantasi seksualnya.

Baca juga: Lizzo rilis album keempat "Special"

Para terdakwa mengatakan Lizzo membuat mereka tidak nyaman dalam satu kejadian pada Februari, ketika pelantun "Truth Hurts" itu mengatur agar kru tari mengunjungi kawasan prostitusi di Amsterdam.

Dalam pengaduan tersebut, penggugat menuduh Lizzo mengundang para kru penarinya untuk bergiliran menyentuh para penari telanjang, khususnya, mendorong Davis ketika dia menolaknya. Mereka juga menuduh bahwa Lizzo memaksa salah satu penjaga keamanannya untuk melompat ke atas panggung dan menurunkan celananya.

"Penggugat terkejut dengan betapa sedikit perhatian yang ditunjukkan Lizzo terhadap otonomi tubuh karyawannya dan orang-orang di sekitarnya, terutama di hadapan banyak orang yang dia pekerjakan," demikian bunyi gugatan itu.

Pada bagian lain dari gugatan, penggugat mengklaim Lizzo dan koreografernya mengungkapkan "kekhawatiran terselubung" tentang berat badan Davis setelah tampil di festival musik South by Southwest (SXSW). Davis mendapat kesan bahwa dia perlu menjelaskan kenaikan berat badannya dan mengungkapkan detail pribadi yang intim tentang hidupnya untuk mempertahankan pekerjaannya.

Per gugatan itu, pada akhir April, Lizzo diduga menuduh kru penarinya minum alkohol sebelum penampilan mereka. Sehubungan dengan tuduhan alkohol, gugatan itu mengklaim para penari menjadi sasaran "audisi ulang yang menyiksa" di mana mereka tidak diizinkan istirahat.

Baca juga: Lizzo angkat bicara pascaserangan kebencian di media sosial

Williams, salah seorang penggugat, dipecat dari perannya pada 26 April, beberapa hari setelah berbicara dan menantang Lizzo tentang tuduhan alkohol, menurut pengaduan tersebut. Meskipun dia diberitahu bahwa pemecatannya karena pemotongan anggaran, gugatan tersebut mencatat bahwa tidak ada orang lain yang diberhentikan pada saat itu.

Davis diberhentikan pada 3 Mei setelah Lizzo mengadakan pertemuan darurat dan menyatakan dia tahu bahwa salah satu penari merekam latihan sebelumnya, kata gugatan itu.

Davis, menurut gugatan, menderita masalah mata yang terkadang membuatnya bingung dalam situasi stres. Dia mengaku merekam latihan agar dapat melihat  kembali penampilan Lizzo.

Lizzo dan Quigley diduga menegurnya di depan kru lain.

"Nona Quigley dan Lizzo kemudian bergiliran memarahi Nona Davis. Setelah menghukum Nona Davis, Lizzo langsung memecat Nona Davis," bunyi gugatan itu.

Baca juga: Senator Australia mundur dari partai akibat tuduhan pelecehan seksual

Rodriguez, penggugat lainnya, kemudian memberi tahu Lizzo bahwa dia tidak menghargai cara Davis diberhentikan dan menawarkan pengunduran dirinya sendiri, sesuai dengan pengaduan. Namun, pengunduran dirinya menimbulkan kemarahan Quigley dan Lizzo sehingga membuat Rodriguez takut akan konfrontasi fisik ketika bintang pop itu diduga mulai mengepalkan tangannya, dan berseru "kamu beruntung".

Gugatan itu juga menyebutkan tim manajemen dan keamanan tidak melakukan apa pun untuk meredakan situasi. Bahkan, saat meninggalkan ruangan, Lizzo, dalam gugatan itu, mengangkat kedua jari tengahnya sambil berteriak "selamat tinggal, jalang".

Penggugat menginginkan biaya ganti rugi, yang tidak ditentukan jumlahnya, untuk kerusakan termasuk tekanan emosional, gaji yang belum dibayar, kehilangan pendapatan dan biaya pengacara.

Baca juga: Stereotipe maskulinitas membuat korban pelecehan seksual pria bungkam

Baca juga: Harvey Weinstein dihukum 16 tahun penjara atas kasus pemerkosaan


Penerjemah: Pamela Sakina
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023