Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI memfasilitasi penempatan kerja kepada 16 warga negara Indonesia lulusan kedokteran spesialis lulusan luar negeri untuk mengabdi di berbagai daerah di Tanah Air sampai pertengahan 2023.  

"Seluruh dokter telah dilakukan evaluasi kompetensi oleh komite bersama dinyatakan kompeten dan telah diberikan pembekalan serta ditempatkan di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai perencanaan kebutuhan nasional," kata Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan Ariyanti Anaya dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.  

Ia mengatakan, penempatan kerja tersebut merupakan bagian dari Program Adaptasi Dokter Spesialis Lulusan Luar Negeri dalam upaya pemerataan tenaga kesehatan hingga ke pelosok Indonesia.   

Baca juga: Kemenkes tempuh tiga upaya pemerataan dokter spesialis

Dokter spesialis yang dimaksud berasal dari berbagai latar belakang disiplin ilmu yakni, tiga dokter Orthopedi Traumatologi, tiga dokter penyakit dalam, empat dokter Obstetri Ginekologi, satu dokter mata, empat dokter Dermatologi dan Venereologi, dan satu dokter anak.

Seluruhnya telah ditempatkan di 16 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang tersebar di seluruh Indonesia, yakni RSUP Prof Kandou Sulawesi Utara, RSUD Cut Meutia Aceh Utara, dan RSUD dr Fauziyah Bireun Aceh, RSUD Palmatak Anambas, RSUD Zainal Abidin Pagar Alam Lampung, RSUD Kubu Raya Kalimantan Barat.

Lokasi penempatan kerja lainnya berada di RSUD Otanaha Gorontalo, RSUD Dolopo Madiun, RSUD dr H Kumpulan Pane Sumatera Utara, RSUD Muyang Kute Redelong Aceh, RSUD Noongan Minahasa, RSUD Bendan Pekalongan, RSUD Batara Guru Lawu, RSUD Sawerigading Palopo, RSUD Jaraga Sasameh Barito Selatan, dan RSUD Serang Banten.

Menurutnya, ada banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan program tersebut, salah satunya partisipasi yang tinggi dari dokter spesialis yang sebelumnya bekerja di luar negeri untuk mengabdikan diri dan ilmunya di Indonesia.  

“100 persen tercapai pada triwulan pertama dan kedua itu sungguh luar biasa. Kami tentu sangat senang dan bangga serta berharap agar ke depannya bisa terus ditingkatkan,” katanya.

Program Adaptasi Dokter Spesialis Lulusan Luar Negeri merupakan bagian dari Transformasi Kesehatan pada pilar SDM Kesehatan yang bertujuan untuk mengatasi kekurangan dokter spesialis di Indonesia.

Baca juga: Kemenkes sediakan 2.500 beasiswa kedokteran guna pemerataan dokter

Data Kemenkes melaporkan Indonesia saat ini baru memiliki 51.949 dokter spesialis dengan rasio 0,28:1000 yang mayoritasnya masih terpusat di Pulau Jawa.

Berdasarkan angka tersebut, Pemerintah masih kekurangan 30.000 dokter spesialis untuk pemerataan akses layanan kesehatan hingga menjangkau pelosok negeri.

Ariyanti mengatakan, dari 21 penyelenggara dokter spesialis di 92 Fakultas Kedokteran (FK), Indonesia hanya mampu untuk menghasilkan 2.700 dokter spesialis per tahun.

Program adaptasi terdiri atas fase pra-adaptasi merupakan tahap pendaftaran dan pengajuan adaptasi yang mencakup verifikasi dokumen, penilaian kompetensi dan pembekalan.

Adaptasi dilanjutkan dengan penerbitan sertifikat yang mencakup sertifikat kompetensi adaptasi serta Surat Tanda Registrasi (STR) adaptasi.

"Fase adaptasi, adalah tahap penempatan dokter spesialis. Pada tahap ini para dokter ditugaskan ke rumah sakit pemerintah pusat, pemda dan rumah sakit lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan dengan durasi penugasan selama 2 tahun," katanya.

Bila penugasan telah berakhir, kata Ariyanti, maka dokter spesialis akan mendapatkan sertifikat kompetensi serta STR Dokter Spesialis.

Baca juga: Kemenkes: Program pemerataan nakes disertai perlindungan keselamatan

Baca juga: Kemenkes: Pendidikan dokter spesialis di RS didasari rencana nasional


 

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023