Jakarta (ANTARA) - Tiga tim pelajar dari Indonesia yaitu Garuda UNY ECO TEAM 1 dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), ITS Team Sapuangin dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS), dan ARJUNA UI TEAM dari Universitas Indonesia (UI) akan mewakili Asia-Pasifik bersama tim TP ECO FLASH dari Politeknik Temasek Singapura untuk bertanding di ajang Shell Eco-marathon (SEM) World Championship 2023 di Shell Technology Center, Bangalore, India, pada 10-12 Oktober 2023.

Kepastian ini didapat setelah tiga tim Tanah Air menduduki empat besar pada Regional Championship yang diikuti sembilan tim dari juara satu, dua, dan tiga pada subkategori Urban Concept kompetisi mobil hemat energi antar pelajar SEM Asia-Pasifik dan Timur Tengah 2023 di Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada 4-9 Juli yang lalu.

SEM World Championship, sebuah kejuaraan yang tidak hanya menonjolkan hemat energi tapi juga adu kecepatan itu akan diikuti 12 tim terpilih kendaraan hemat energi kategori Urban Concept dari tiga kawasan yaitu Asia-Pasifik dan Timur Tengah, Amerika, serta Eropa dan Afrika.

"Inovasi kendaraan hemat energi dari generasi muda Indonesia sangat diperhitungkan dalam Shell Eco-marathon. Kami akan terus berkolaborasi untuk kesiapan tiga tim perwakilan Indonesia berkompetisi di skala yang lebih besar, World Championship. Ini merupakan bagian dari perjalanan kami untuk mewujudkan solusi mobilitas yang berkelanjutan di masa depan,” kata Susi Hutapea selaku Vice President Corporate Relations Shell Indonesia melalui keterangan tertulis yang diterima pewarta di Jakarta, Kamis.

Sementara itu, peraih juara Drivers’ World Championship (DWC) 2018 saat menjadi juara pertama di Sirkuit Queen Elizabeth Olympic Park, London, Inggris yaitu ITS Team Sapuangin bertekad mengulangi prestasi yang sama lima tahun yang lalu dengan melakukan sejumlah persiapan matang dari sisi teknis maupun nonteknis.

“Kami melakukan persiapan dari segi teknis dan nonteknis. Dari segi teknis, kami melakukan beberapa modifikasi seperti penyaluran daya dan kelistrikan agar mampu tampil prima saat World Championship nanti. Sementara itu, dari segi nonteknis, kami lebih memperhatikan untuk akomodasi dan pengiriman kendaraan tersebut,” kata General Manager ITS Team Sapuangin Bayu Irfansyah Putra.

“Ini adalah pengalaman pertama kami mengikuti lomba di India. Biasanya, kompetisi ini hanya di sekitar Asia Tenggara, Jepang, atau Inggris. Persiapan paling utama adalah mental yang kuat dan kami terus memperbaiki inovasi untuk lebih baik,” tambahnya.

Adapun, selain mengirimkan tiga tim di kejuaraan dunia, pada tahun ini, bertindak sebagai tuan rumah, Indonesia kembali merajai podium ajang mobil hemat energi yang pertama kali digelar di Prancis pada 1985 tersebut dengan menorehkan prestasi 13 penghargaan dari total 18 predikat On-Track untuk dua kategori yang dilombakan yaitu Urban Concept (7 podium) dan Prototype (6 podium).

Indonesia menyapu bersih tiga posisi teratas kategori Urban Concept untuk masing-masing subkategori yairu internal combustion engine (ICE), bahan bakar hidrogen, dan baterai elektrik. Pada subkategori ICE, ITS Team Sapuangin menempati peringkat pertama, disusul oleh Garuda UNY ECO TEAM I di peringkat kedua, dan tim Antawirya dari Universitas Diponegoro (Undip) di peringkat ketiga.

Pada subkategori baterai elektrik, Apatte62 Brawijaya Team I dari Universitas Brawijaya (UB) berhasil merebut posisi tertinggi, diikuti oleh ARJUNA UI Team di posisi kedua dan TITEN UNEJ Team dari Universitas Jember (UNEJ) di posisi ketiga.

Kemudian, tim Indonesia juga berhasil menjuarai kategori Urban Concept dengan bahan bakar hidrogen melalui Semar Urban UGM dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang mengungguli juara bertahan TP ECO FLASH dari Politeknik Temasek Singapura di mana tahun ini tergeser ke posisi ketiga. Pada subkategori ini, Universitas Teknologi Nanyang Singapura melalui tim HY12DROGEN menempati posisi kedua.

Sementara itu, pada kategori Prototype, Indonesia juga mengungguli negara-negara lainnya. Semar Proto UGM berhasil menduduki peringkat pertama di subkategori bahan bakar baterai elektrik disusul oleh IMEI Team dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) di posisi kedua dan ANTAWIRYA EV dari Undip di posisi ketiga. Lalu pada subkategori ICE, NAKOELA UI TEAM dari UI menduduki peringkat kedua, VIRGIN TEAM dari Sakonnakhon Technical College Thailand menduduki peringkat pertama, dan Fueang Fha dari Amphawa Industry Thailand.

Lalu, untuk subkategori bahan bakar hidrogen, Bumi Siliwangi Team 2 dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) meraih peringkat kedua dan disusul oleh ANTASENA ITS Team dari ITS di posisi ketiga. Untuk peringkat pertama diduduki oleh tim KUST dari Kookmin University Korea Selatan.

Selain penghargaan On-Track, Shell Eco-marathon juga menobatkan beberapa penghargaan Off-Track sebagai bentuk apresiasi atas keterampilan dan keberhasilan tim di luar sirkuit. Berbagai kategori yang diberikan termasuk Safety, Stimulate to Innovate, Data and Telemetry, Carbon Footprint Reduction, Technical Innovation, dan Spirit of the Shell Eco-marathon.

Pada penghargaan ini, Indonesia meraih lima podium dari total 11 podium. Lima podium itu diraih SEMERU TEAM II UM dari Universitas Malang (UM) yang meraih posisi dua Stimulate to Innovate, ITS Team Sapuangin dan Semar Proto UGM yang menduduki peringkat satu dan dua Data and Telemetry, ANTASENA ITS TEAM dari ITS yang meraih peringkat dua Carbon Footprint Reduction, dan GARUDA UNY ECO TEAM II dari UNY yang meraih peringkat kedua Safety.
Baca juga: Tiga tim Indonesia ikuti Shell Eco-marathon World Championship 2023

Pewarta: Zaro Ezza Syachniar
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023