Jakarta (ANTARA) - Lizzo akhirnya merespon sejumlah gugatan yang dilayangkan tiga orang mantan kru penarinya atas dugaan pelecehan seksual, penghinaan bentuk tubuh (body shaming), hingga penciptaan lingkungan kerja yang keruh dan kasar.

Respon tersebut diungkapkan pelantun “Truth Hurts” itu pada unggahan di akun media sosial Instagramnya @lizzobeeating, Kamis (3/8).

“Saya di sini bukan untuk dilihat sebagai korban, tetapi saya juga tahu bahwa saya bukanlah penjahat seperti yang digambarkan orang-orang dan media beberapa hari terakhir ini,” tulis Lizzo.

Baca juga: Lizzo dituntut mantan penari atas dugaan pelecehan seksual

Pada tanggapan itu, Lizzo menyebut sejumlah gugatan yang dilayangkan padanya sebagai “sensationalized stories”, atau cerita yang “sengaja” dibuat sensasional, oleh para mantan karyawan yang secara tidak langsung mengakui pada publik bahwa mereka ditegur oleh Lizzo atas perilaku selama tur yang tidak pantas dan tidak profesional.

“Beberapa hari terakhir ini sangat sulit dan sangat mengecewakan. Etos kerja, moral, dan rasa hormat saya telah dipertanyakan. Karakter saya telah dikritik,” tulis Lizzo.

“Biasanya saya memilih untuk tidak menanggapi tuduhan palsu, tetapi ini sulit dipercaya sebagaimana kedengarannya, dan terlalu keterlaluan untuk tidak ditanggapi,” tambahnya.

Lizzo mengatakan, gairahnya sebagai seniman membuatnya bekerja keras dan memiliki standar kualitas yang tinggi. Terkadang ia juga diharuskan membuat keputusan sulit, tanpa bermaksud membuat orang lain merasa tidak nyaman atau seperti tidak dihargai sebagai bagian penting dari tim.

Lebih lanjut, penyanyi bernama asli Melissa Vivianne Jefferson itu juga membahas mengenai tuduhan pelecehan seksual dan body shaming pada unggahan tersebut.

Menurutnya, ia paham betul bagaimana rasanya dipermalukan soal tubuhnya, dan sama sekali tidak akan pernah mengkritik atau memberhentikan karyawan karena bobotnya.

“Saya sangat terbuka dengan seksualitas saya dan mengekspresikan diri saya, tetapi saya tidak dapat menerima atau membiarkan orang menggunakan keterbukaan itu untuk membuat saya menjadi sesuatu yang bukan saya,” imbuhnya.

“Tidak ada yang saya anggap lebih serius daripada rasa hormat yang pantas kita dapatkan sebagai wanita di dunia,” ujar Lizzo menambahkan.

Diketahui Rabu (2/8) lalu, bahwa dalam pengaduan yang diajukan di Pengadilan Tinggi Los Angeles, Amerika Serikat (AS) ketiga mantan penari Lizzo, yaitu Crystal Williams, Arianna Davis, dan Noelle Rodriguez, menuduh bahwa mereka mengalami berbagai macam perlakuan buruk saat bekerja dengan penyanyi tersebut, termasuk pelecehan seksual, body shaming, dan diskriminasi disabilitas.

Selain itu, mereka juga menggugat perusahaan produksi Lizzo, Big Grrrl Big Touring dan kapten tari Shirlene Quigley, yang mereka klaim sering berkhotbah tentang pandangannya sebagai penganut Kristen sambil juga membagikan cerita mendetail yang menyeramkan tentang kebiasaan masturbasi dan fantasi seksualnya.

Baca juga: Lizzo rilis album keempat "Special"

Baca juga: Kolaborasi Billie Eilish dan Hayley Williams di pekan kedua Coachella

Baca juga: Lizzo angkat bicara pascaserangan kebencian di media sosial

Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023