Dengan perpanjangan pengurangan produksi, kami mengantisipasi defisit pasar lebih dari 1,5 juta barel per hari pada September...
New York (ANTARA) - Harga minyak naik lebih dari satu dolar per barel pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), mencatat kenaikan enam minggu berturut-turut, setelah produsen utama Arab Saudi dan Rusia memperpanjang pengurangan pasokan hingga September, menambah kekhawatiran kekurangan pasokan.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober terangkat 1,10 dolar AS atau 1,3 persen, menjadi menetap pada 86,24 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman September bertambah 1,27 dolar AS atau 1,6 persen, menjadi ditutup pada 82,82 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Kedua harga acuan minyak mencapai level tertinggi sejak pertengahan April pada Jumat (4/8/2023).

Arab Saudi pada Kamis (3/8/2023) memperpanjang pengurangan produksi minyak sukarela sebesar 1 juta barel per hari hingga akhir September, membuka pintu untuk perpanjangan lainnya. Rusia juga memilih untuk mengurangi ekspor minyaknya sebesar 300.000 barel per hari bulan depan.

"Dengan perpanjangan pengurangan produksi, kami mengantisipasi defisit pasar lebih dari 1,5 juta barel per hari pada September, menyusul perkiraan defisit sekitar 2 juta barel per hari pada Juli dan Agustus," tulis analis UBS dalam sebuah catatan.

Di sisi permintaan, konsumsi minyak global dapat tumbuh sebesar 2,4 juta barel per hari tahun ini, Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan pada Jumat (4/8/2023) setelah pertemuan panel menteri dari kelompok OPEC+ - Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya.

Pertemuan tersebut tidak menghasilkan perubahan pada kebijakan produksi. Panel mencatat bahwa mereka dapat mengambil tindakan tambahan kapan saja, yang dapat berarti pemotongan tambahan jika kondisi pasar memburuk, catatan UBS menambahkan.

UBS memperkirakan harga Brent akan diperdagangkan dalam kisaran 85 dolar AS hingga 90 dolar AS per barel selama beberapa bulan mendatang.

Sebelumnya pada Rabu (2/8/2023), Badan Informasi Energi AS melaporkan bahwa persediaan minyak mentah negara itu turun dengan rekor 17 juta barel minggu lalu, karena ekspor dan masukan minyak mentah penyulingan meningkat di jantung musim perjalanan musim panas.

Membebani harga minyak, data yang dirilis pada Jumat (4/8/2023) menunjukkan ekonomi AS mempertahankan laju pertumbuhan pekerjaan yang moderat pada Juli, tetapi kenaikan upah yang solid dan penurunan tingkat pengangguran menunjukkan berlanjutnya pengetatan dalam kondisi pasar tenaga kerja.

Selain itu, penurunan aktivitas bisnis zona euro memburuk lebih dari perkiraan semula pada Juli dan Bank Sentral Inggris menaikkan suku bunga ke puncak 15 tahun pada Kamis (3/8/2023).

Baca juga: Minyak di jalur kenaikan mingguan ke-6 ditopang pemangkasan produksi
Baca juga: Minyak siap untuk naik minggu ke-6, produsen janji pangkas produksi

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023