Jakarta (ANTARA) -
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah memutakhirkan 100 persen data keluarga di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, yang akan menjadi pusat Ibu Kota Nusantara (IKN).
 
Penata Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB) Ahli Muda selaku Ketua Tim Evaluasi dan Pelaporan BKKBN Kalimantan Timur Achmad Syarif mengatakan, pihaknya optimis pemutakhiran data keluarga tahun 2023 bisa mencapai target pada waktu yang ditetapkan.
 
"Untuk wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara sebagai daerah Ibu Kota Nusantara yang sedang banyak dilakukan pembangunan, hingga saat ini jika melihat portal monev PK sudah mencapai 100 persen pendataan," kata Achmad dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu.
 
Syarief mengatakan, sebagai wilayah yang nantinya akan menjadi pusat pemerintahan Indonesia, BKKBN bersama seluruh unsur masyarakat harus mengawal percepatan penurunan stunting di Kabupaten Penajam Paser Utara, khususnya di Kecamatan Sepaku.
 
Salah satu variabel dalam pemutakhiran data keluarga 2023 ini adalah keberadaan keluarga berisiko stunting, sehingga BKKBN dalam pemutakhiran data keluarga di Kalimantan Timur ini juga fokus pada keluarga yang berisiko stunting, agar kualitas SDM di IKN nantinya bisa lebih baik.

Baca juga: Kementerian PUPR percepat pembangunan jalan tol menuju IKN Nusantara

Kabupaten Penajam Paser Utara merupakan salah satu yang mengalami penurunan angka stunting berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, dari 27,3 persen pada 2021 menjadi 21,8 persen pada 2022.
Pemutakhiran Pendataan Keluarga di Kecamatan Sepaku memiliki target 5.027 KK yang perlu didata. Sampai mendekati akhir masa pemutakhiran PK-23 ini, sudah tercapai target 100 persen.
 
Sedangkan target pemutakhiran PK-23 di Kabupaten Penajam Paser Utara sendiri sebanyak 19.611 KK, dan sudah 100 persen dimutakhirkan oleh para kader pendata.
 
Dukungan Pemerintah Kabupaten juga sudah banyak dilakukan, terlihat dari program-program intervensi yang telah dilakukan, salah satunya program Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS). Sebanyak 10 bayi di bawah usia dia tahun (baduta) telah diberikan bantuan berupa bahan kebutuhan pokok.
 
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Timur Sunarto menekankan agar seluruh pihak dapat memantau pemberian bantuan tersebut supaya betul-betul sampai kepada baduta keluarga berisiko stunting.
 
"Kita sudah memiliki datanya, sekarang waktunya kita mengintervensi baduta pada keluarga berisiko stunting tersebut, agar jangan sampai anaknya menjadi benar-benar stunting," kata Sunarto.

Baca juga: Otorita IKN jalin kerja sama Tri Dharma dengan lima perguruan tinggi
Baca juga: BKKBN: Kunci penurunan stunting ada pada perubahan perilaku
Baca juga: BKKBN ungkap persoalan mental jadi tantangan bangun kualitas penduduk

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023