Dilahirkan dengan keadaan sama memiliki cara berbeda- beda mencapai Tuhan
Jakarta (ANTARA) - Rohaniwan India sekaligus Direktur Proyek Nasional Seluruh India Chinmaya Yuva Kendra (AICHYK) Swami Mitrananda mengatakan setiap manusia memiliki sifat ketuhanan (divine).

Swami mengatakan kesamaan tersebut dimiliki oleh seluruh umat beragama, namun, terdapat perbedaan pada cara beribadah dan interpretasi dari cara beribadahnya.
 
"Ini adalah area dimana kita harus duduk bersama dan memperjelasnya," katanya pada Konferensi Dialog Antarbudaya dan Antaragama ASEAN (ASEAN IIDC) 2023, yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.
 
Swami menjelaskan sifat ketuhanan yang ada pada manusia merupakan tujuan yang diciptakan oleh sang pencipta kepada para manusia.

Baca juga: PBNU: ASEAN IIDC 2023 konsolidasi harmoni, toleransi, dan perdamaian

Baca juga: Rohaniwan India ajak umat beragama saling toleran pada ASEAN IIDC 2023

 
Kemudian, kata dia, perbedaan muncul dalam cara beribadah yang beragam, seperti dengan berdiri, bersujud, berlutut, dan sebagainya. Padahal, seluruh umat manusia lahir dan mati dalam keadaan yang sama.
 
"Ini merupakan filosofi fundamental yang tidak boleh kita lupakan," ujarnya.
 
Menurutnya, perbedaan tersebut harus disikapi dengan bijak, yaitu dengan mengakui seluruh cara beribadah yang berbeda-beda, agar seluruh umat beragama dapat hidup berdampingan.
 
Ia mengutip Filsafat Hindu yang mengatakan seperti air hujan yang sama-sama turun dari langit, turun menjadi berbagai sungai dan kembali ke lautan yang satu.
 
"Sama seperti halnya kita yang dilahirkan dengan keadaan yang sama, kemudian memiliki cara yang berbeda-beda untuk mencapai Tuhan, dan kembali dengan cara yang sama," ujarnya.
 
ASEAN IIDC dilaksanakan di Jakarta tanggal 7 Agustus 2023, dengan diikuti oleh 200 peserta, termasuk 11 pembicara dalam negeri, 15 pembicara luar negeri, serta 27 delegasi dari negara-negara ASEAN dan negara undangan seperti Amerika Serikat, China, India, dan Jepang.
 
Pada kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyambut hangat peran konstruktif para pemuka agama dan budaya ASEAN, melalui prakarsa strategis dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dalam mengadakan ASEAN IIDC 2023.
 
"Saya yakin masyarakat ASEAN mampu menjadi katalisator perdamaian dunia, bukan hanya Epicentrum of Growth, tapi juga Harmony yang menjaga stabilitas kawasan dan perdamaian dunia," kata Presiden Jokowi.
 
Presiden Jokowi berharap melalui acara ini dapat menjadi pondasi yang kokoh untuk membangun ASEAN sebagai Epicentrum of Growth and Harmony.

Baca juga: Gus Yahya harap gelaran IIDC beri sumbangan untuk masyarakat ASEAN

Baca juga: RI konsolidasi para pemimpin umat beragama ASEAN melalui IIDC 2023


 

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023