Minyak mentah berjangka Brent tergelincir 15 sen atau 0,2 persen, menjadi diperdagangkan di 86,09 dolar AS per barel pada pukul 06.40 GMT
Singapura (ANTARA) - Harga minyak turun tipis di perdagangan Asia pada Senin sore, tetapi masih mendekati level tertinggi sejak pertengahan April setelah produsen utama Arab Saudi dan Rusia berjanji akan mempertahankan pasokan turun selama satu bulan lagi untuk memperketat pasar global lebih lanjut dan mendukung harga.

Minyak mentah berjangka Brent tergelincir 15 sen atau 0,2 persen, menjadi diperdagangkan di 86,09 dolar AS per barel pada pukul 06.40 GMT. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS diperdagangkan di 82,67 dolar AS per barel, melemah15 sen atau 0,2 persen.

Kedua harga acuan minyak membukukan kenaikan mingguan keenam berturut-turut pekan lalu lalu, keuntungan beruntun terpanjang sejak Desember 2021 hingga Januari 2022.

"Kenaikan sejalan dengan ekspektasi kami pada paruh kedua yang lebih kuat untuk minyak dibandingkan dengan paruh pertama," kata Suvro Sarkar, analis energi utama di DBS Bank.

"Tapi kami pikir kenaikan lebih lanjut mungkin terbatas dan harga minyak dapat berkonsolidasi di sekitar level 85 dolar AS per barel (Brent) untuk sementara waktu, dibatasi oleh kekhawatiran yang sedang berlangsung tentang laju pemulihan China dan keraguan tentang berapa lama Saudi dan Rusia akan terus membatasi produksi dan ekspor masing-masing, mengingat kapasitas cadangan yang ada."

Baca juga: Harga minyak perpanjang kenaikan di Asia, ditopang pemotongan OPEC+

Baca juga: Minyak naik 6-minggu beruntun karena pasokan global semakin ketat


Harga minyak dalam beberapa pekan terakhir didukung oleh ekspektasi kenaikan suku bunga AS, pengurangan pasokan OPEC+ dan harapan stimulus yang mendorong pemulihan permintaan minyak di importir minyak mentah utama dunia China setelah kuartal kedua yang suram.

Eksportir utama dunia Arab Saudi pada Kamis (3/8/2023) memperpanjang pemotongan produksi sukarela sebesar 1 juta barel per hari hingga akhir September, menambahkan bahwa itu dapat diperpanjang atau diperdalam. Produksi kerajaan untuk September akan menjadi sekitar 9 juta barel per hari.

Rusia mengatakan pada Kamis (3/8/2023) akan memangkas ekspor minyak sebesar 300.000 barel per hari pada September. Selain itu, sebuah kapal perang Rusia minggu lalu rusak parah dalam serangan pesawat tak berawak Ukraina di pangkalan angkatan laut Laut Hitam Rusia di Novorossiysk. Pelabuhan yang menangani 2 persen pasokan minyak dunia itu telah kembali beroperasi.

Sejalan dengan pengurangan produksi, Saudi Aramco pada Sabtu (5/8/2023) menaikkan harga jual resmi untuk sebagian besar grade yang dijualnya ke Asia untuk bulan ketiga pada September.

Pemotongan produksi OPEC+, langkah-langkah stimulus China, dan prospek ekonomi AS yang membaik mendukung harga minyak mentah, analis CMC Markets, Tina Teng mengatakan dalam sebuah catatan, meskipun dia mengatakan harga mendekati resistensi jangka pendek dari tertinggi April mereka.

Analis pasar IG, Tony Sycamore mengatakan penembusan berkelanjutan untuk WTI di atas 84,00 dolar AS per barel akan membuka pergerakan menuju 93,50 dolar AS.

Investor akan mengamati data ekonomi China minggu ini buat mengukur keinginan Beijing untuk lebih banyak langkah stimulus guna mendukung ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Di AS, jumlah rig minyak yang beroperasi berkurang empat menjadi 525 minggu lalu, turun selama delapan minggu berturut-turut ke level terendah sejak Maret 2022, kata Baker Hughes dalam laporan mingguannya pada Jumat (4/8/2023).

Baca juga: Minyak di jalur kenaikan mingguan ke-6 ditopang pemangkasan produksi

Baca juga: Minyak melonjak karena Arab Saudi dan Rusia jaga pasokan tetap ketat

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023