Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) Hungaria untuk Indonesia Lilla Karsay di Kantor Staf Kepresidenan, Jakarta, Senin, membahas penyelesaian proyek teknologi pembayaran tol nirsentuh.

Proyek tol nirsentuh atau multi lane free flow (MLFF) membutuhkan investasi 300 juta dolar AS atau sekitar Rp4,4 triliun untuk dapat terlaksana. Proyek ini sempat gagal diujicobakan di Tol Bali Mandara.

Moeldoko menyampaikan batalnya uji coba MLFF di Tol Bali Mandara memiliki permasalahan yang perlu diselesaikan secara internal agar ditemukan solusi yang dapat berkontribusi baik untuk kedua belah pihak.

Dia menilai bahwa sistem yang ditawarkan oleh Hungaria tentu harus disesuaikan dengan yang berlaku di Indonesia.

”Perlu ditemukan keseimbangan baru untuk kedua belah pihak dalam penyelesaian proyek ini, dan hal ini sudah menjadi perhatian langsung oleh Bapak Presiden,” ujar Moeldoko di Jakarta, Senin.

Moeldoko menilai sistem MLFF perlu berbagai pertimbangan karena dapat mempengaruhi banyak hal di berbagai sektor, mulai dari legalitas, penegakan hukum, sistem pusat, kesiapan teknis seperti kamera, mobil, sistem cloud, hingga pengoperasian sistem itu.

Menurut Moeldoko, sistem yang berhasil di negara Hungaria, belum tentu akan berhasil di Indonesia, sehingga dibutuhkan diskusi dengan para pihak terkait untuk dapat menguraikan permasalahan yang terjadi pada proyek sistem tol nirsentuh itu.

Panglima TNI 2013-2015 itu menyebut pertemuan tersebut akan menjadi komunikasi berkelanjutan kepada pihak-pihak terkait proyek Tol Bali Mandara, termasuk pihak Jasa Marga.

Menurut dia, masih ada beberapa kerja sama bisnis dalam proyek ini yang dinilai belum secara adil menguntungkan kedua belah pihak, namun KSP akan mencari jalan keluar untuk menghasilkan solusi yang tepat dalam meneruskan proyek Jalan Tol Bali Mandara tersebut.

Sebelumnya, Moeldoko sudah menyarankan kepada pihak Hungaria untuk dapat menggandeng pihak PT Jasa Marga dalam proyek jalan tol tersebut.

PT Jasa Marga Bali Tol (JBT) merupakan pengelola ruas Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa (Bali Mandara).

Menurut Moeldoko, langkah ini dinilai akan membantu menguraikan permasalahan yang akan berpengaruh pada keberlanjutan proyek. Proyek ini  dinilai tidak merugikan negara karena pembiayaannya merupakan investasi murni dari Pemerintah Hungaria tanpa ada dana APBN.

Sementara itu, Duta Besar Hungaria untuk Indonesia Lilla Karsay mengatakan pihak Pemerintah Hungaria terus berupaya untuk menjalankan negosiasi agar kelancaran proyek Tol Bali Mandara dapat segera diaplikasikan di Indonesia.

Dia mengatakan berbagai kerja sama bilateral yang baik sudah diimplementasikan kedua negara, salah satunya sistem penyediaan air minum ibu kota kecamatan (SPAM-IKK) dan pendanaan beasiswa bagi mahasiswa politeknik dan sekolah vokasi magang di negara tersebut.

Selain itu kedua negara, Indonesia dan Hungaria, sudah berkomunikasi selama  68 tahun dengan implementasi kerja sama bilateral yang baik.

“Meskipun terdapat berbagai halangan terkait implementasi proyek tol ini, kami dari pihak Pemerintah Hungaria secara terbuka membuka diskusi dengan pihak terkait, dan pastinya kami tidak ada niatan untuk melaksanakan proyek ini hanya dari cara kami. Berbagai penawaran yang dapat menjadi persetujuan positif kedua belah pihak akan kami tunggu,” ujar Lilla.

Menurut Lilla, kunjungan ke KSP akan menjadi langkah positif untuk dapat menyelesaikan sumbatan permasalahan proyek Tol Bali Mandara.

"Kami akan segera koordinasikan dengan Jasa Marga segera dan kami akan diskusikan lebih lanjut dengan pihak Hungaria,” kata Moeldoko.

Baca juga: Wagub Bali ajak Pemerintah Hungaria kerja sama pengelolaan sampah
Baca juga: Terima Menteri Hungaria, Menteri PUPR bahas kerja sama infrastruktur
Baca juga: KOI jajaki peluang kerja sama dengan Hungaria di bidang olahraga


 

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2023