Indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang sedikit menguat 0,1 persen
Sydney (ANTARA) - Saham Asia berada dalam posisi defensif pada awal perdagangan Rabu, setelah data inflasi China mengkonfirmasi pemulihan di ekonomi terbesar kedua di dunia itu kehilangan tenaga, sementara munculnya kembali kekhawatiran tentang stabilitas bank AS juga membatasi sentimen.

Indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang sedikit menguat 0,1 persen setelah jatuh 1,2 persen sehari sebelumnya. Nikkei Jepang juga tergelincir 0,1 persen.

Data yang banyak diamati pada Rabu menunjukkan harga konsumen China turun 0,3 persen pada Juli dari setahun lalu, sedikit lebih baik dari yang diharapkan tetapi penurunan pertama sejak Februari 2021. Harga produsen turun selama 10 bulan berturut-turut. Data tersebut mengikuti angka perdagangan yang mengecewakan sehari sebelumnya yang memicu kekhawatiran tentang prospek ekonomi global.

Indeks saham-saham unggulan China CSI 300 melemah 0,2 persen, sementara indeks Hang Seng Hong Kong terpangkas 0,5 persen.

Pengembang properti China yang tercatat di Hong Kong turun 0,5 persen setelah terjun 4,8 persen sehari sebelumnya, karena kekhawatiran tentang sektor ini, pilar utama pertumbuhan ekonomi, tetap ada.

"China sekali lagi menghadapi hambatan baru yang ditimbulkan oleh tantangan 3D (debt, demographics and deflation) utang, demografi, dan deflasi," kata Chetan Ahya, kepala ekonom Asia di Morgan Stanley, dikutip dari Reuters.

"Kami pikir China berada di posisi yang lebih baik daripada Jepang pada 1990-an. Itu tidak terlalu menantang untuk mencegah China jatuh ke dalam lingkaran deflasi utang yang terus-menerus."

Carol Kong, ahli strategi mata uang di Commonwealth Bank Australia, mengatakan efek dasar yang memudar dan dukungan kebijakan pemerintah menunjukkan deflasi kemungkinan akan berumur pendek.

Semalam, Wall Street berakhir lebih rendah dalam aksi jual luas setelah penurunan peringkat beberapa pemberi pinjaman oleh Moody's memicu kembali kekhawatiran tentang kesehatan bank dan ekonomi AS. Dow turun 0,5 persen, S&P 500 kehilangan 0,4 persen dan Komposit Nasdaq turun 0,8 persen.

Pemerintah Italia juga mengejutkan pasar pada Selasa (8/8/2023) dengan menetapkan pajak 40 persen satu kali atas keuntungan yang diperoleh bank dari suku bunga yang lebih tinggi, membuat saham perbankan regional turun 3,5 persen.

Kemudian dikatakan pajak baru pada bank tidak akan berjumlah lebih dari 0,1 persen dari total aset, dalam sebuah langkah yang dapat menyebabkan rebound saham perbankan Eropa pada Rabu.

Imbal hasil obligasi pemerintah jangka panjang merosot lebih jauh di Asia setelah minat yang kuat untuk penjualan surat utang tiga tahun senilai 42 miliar dolar AS. Imbal hasil 10-tahun turun 2 basis poin menjadi 4,004 persen, setelah jatuh 5 basis poin semalam ke level 3,9840 persen, palung terdalam satu minggu.

Imbal hasil dua tahun yang sensitif terhadap suku bunga berkurang 1 basis poin, setelah mengakhiri sesi sebelumnya dengan sebagian besar datar.

Pasar sedang menunggu laporan inflasi AS pada Kamis (10/8/2023), yang diperkirakan menunjukkan inflasi utama naik sedikit pada Juli ke laju tahunan 3,3 persen, sementara inflasi inti diperkirakan tidak berubah di 4,8 persen.

Dolar AS mempertahankan kenaikan di 102,49 terhadap sekeranjang mata uang, setelah naik 0,5 persen semalam karena permintaan mata uang safe-haven.

Dolar Australia yang peka terhadap risiko menembus level dukungan utama semalam sebelum memantul kembali ke 0,6536 dolar AS.

Di tempat lain, harga minyak sedikit lebih rendah. Minyak mentah berjangka Brent turun 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 86,02 dolar AS per barel dan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS juga turun 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 82,73 dolar AS per barel.

Harga emas diperdagangkan sedikit lebih tinggi di 1.927,67 dolar AS per ounce.

Baca juga: IHSG berpeluang lanjutkan pelemahan sering sentimen domestik & global
Baca juga: Saham Inggris kembali melemah, indeks FTSE 100 terpangkas 0,36 persen
Baca juga: Saham Jerman rugi hari kedua, indeks DAX 40 berkurang 1,10 persen

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023