Jakarta (Antara News) - Indonesia memantapkan diri untuk memperkuat konektivitas dalam negeri dan tingkat ASEAN, seiring akan dibahasnya hal tersebut secara komprehensif di Konferensi Tingkat Tinggi "Asia-Pacific Economic Cooperation" (APEC) 2013.

"Indonesia belum maksimal dalam konektivitas nasional, tapi sudah mengalami pertumbuhan ekonomi di atas enam persen per tahun. Tentu akan lebih baik lagi jika konektivitas nasional semakin kuat," kata Staf Ahli Menteri Luar Negeri RI Bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya Wahid Supriyadi pada diskusi kelompok Penguatan Konektivitas Wilayah Pasifik di Jakarta, Jumat.

Wahid, yang juga Alternate Senior Official Indonesia untuk APEC melihat bahwa konektivitas nasional masih rendah dengan merujuk data konektivtas "scorecard" yang dirilis perusahaan telekomunikasi terkemuka.

Disebutkan bahwa Indonesia memiliki tingkat konektivitas 2,01 lebih rendah di bawah Thailand 3,68 ; Malaysia 6,61 dan Vietnam 2,73.

"Jika konektivtas makin kuat, menjadi jalan untuk memperkuat pasar domestik dan mancanegara," ujarnya.

Pada APEC 2013, Indonesia sebagai ketua, menggagas salah satu tema kerangka konektivitas wilayah Pasifik yang dibagi ke dalam konektivitas fisik, kelembagaan dan antar individu. Maka dari itu, Indonesia perlu memperkuat konektivitas nasional seiring memprakarsai penguatan di wilayah ASEAN dan Pasifik.

Wahid menyoroti salah satu konektivitas nasional yang masih lemah yakni segi fisik, karena belum optimalnya solusi dan reformasi regulasi untuk mensiasati kondisi geografis Indonesia yang luas.

"Dalam kasus yang hangat kemarin seperti untuk mendatangkan sapi dari NTT ke Jakarta, harganya dapat lebih mahal 180 persen dari pada mendatangkan sapi dari Australia," ujarnya.

Selain fisik, dalam segi kelembagaan dan antar individu juga, konektivitas harus terus dibangun melihat belum ada hasil yang signifkan dari reformasi regulasi dan kualitas Sumber Daya Manusia.

Penguatan konektivitas nasional yang dapat menunjang hubungan ke kawasan juga, kata Wahid, tepat untuk meggairahkan kembali potensi ekonmi di bawah prediksi penurunan pertumbuhan ekonomi global menurut IMF dari 3,5 persen menjadi 3,3 persen.

Sementara itu, Direktur Transportasi Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional, Bambang Prihartono, mengatakan terdapat strategi untuk memperkuat konektivitas dalam negeri yakni dengan optimalisasi sumber yang ada dan pembuatan infrastruktur baru.

Optimalisasi, kata Bambang, seperti penguatan kerangka kerja konektivitas nasional melalui sinkronisasi dan integrasi transportasi, logistik, ICT dan pengembangan koridor atau klaster Industri.

"Selain itu, terdapat juga reformasi kebijakan dan regulasi dan peningkatan produktivitas prasarana yang tersedia," ujarnya.

Untuk pembangunan infrastruktur baru, perlu ada pengembangan proyek-proyek konektivitas yang terintegrasi dengan kebutuhan industri dan pembangunan proyek-proyek untuk menghindari tersendatnya kegiatan ekonomi di pelabuhan dan lain-lain.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013