Perkembangan teknologi dan industri global saat ini mengharuskan SDM beradaptasi pada paradigma baru yang dapat mengakselerasi kinerja industri seperti pelaksanaan hilirisasi industri, renewable energy, digitalisasi dalam peta jalan Making Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Indonesia membutuhkan sebanyak 682 ribu orang tenaga kerja industri per tahunnya untuk dapat memenuhi kebutuhan sektor manufaktur nasional guna mendukung visi Indonesia menjadi negara industri tangguh pada tahun 2035.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan pihaknya terus bertekad untuk terus membangun sumber daya manusia (SDM) industri yang kompeten dan berdaya saing global.

“Perkembangan teknologi dan industri global saat ini mengharuskan SDM beradaptasi pada paradigma baru yang dapat mengakselerasi kinerja industri seperti pelaksanaan hilirisasi industri, renewable energy, digitalisasi dalam peta jalan Making Indonesia 4.0, dan peningkatan SDM industri nasional,” katanya dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

Guna mencapai sasaran tersebut, langkah strategis Kemenperin antara lain adalah melaksanakan program pendidikan dan pelatihan vokasi, dengan motto “One Vocational Unit, One Great Achievement”.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Masrokhan mengatakan terus mendorong unit pendidikan dan pelatihan vokasi Kemenperin untuk memiliki minimal satu pencapaian besar yang bisa dibanggakan dan terasa manfaatnya bagi masyarakat di sekitarnya maupun bagi industri dalam negeri.

Masrokhan menegaskan, pihaknya aktif melakukan koordinasi dengan pemangku kepentingan terkait untuk meningkatkan keterampilan dan produktivitas SDM industri.

Misalnya, beberapa waktu lalu, BPSDMI telah menyelenggarakan Rapat Koordinasi Nasional SDM Industri, yang diikuti seluruh satuan kerja BPSDMI untuk melakukan optimalisasi realisasi program capaian dan langkah strategis dalam mencetak SDM industri unggul.

“Selain FGD, dalam Rakornas tersebut digelar pula Pameran Pendidikan dan Pelatihan Industri yang diikuti oleh seluruh satuan kerja pendidikan dan pelatihan BPSDMI beserta mitra industri, serta mitra kerja luar negeri yang telah mendukung kegiatan pengembangan vokasi BPSDMI selama ini,” ungkap Masrokhan.

Pameran tersebut menampilkan program kerja, kurikulum, dan teknologi pendidikan yang digunakan di satuan kerja pendidikan dan pelatihan vokasi Kemenperin, serta beberapa produk hasil teaching factory dan inkubator bisnis.

“Hal ini tentunya juga untuk mendukung kebijakan One Vocational Unit, One Great Achievement yang dijalankan BPSDMI,” lanjut Masrokhan.

Pameran ini menghadirkan 38 booth yang terdiri dari berbagai sektor industri, yaitu sektor kimia, sektor logistik, sektor furnitur, sektor teknologi 4.0, sektor agro, sektor tekstil, kulit, dan plastik, serta sektor otomotif dan manufaktur.

Selain sektor tersebut, terdapat IKM corner dan business matching. Peserta terdiri dari 9 SMK, 13 Politeknik dan Akademi Komunitas, 7 Balai Diklat Industri, 3 mitra industri, dan BSDMI.

Dalam pameran ini para siswa dan mahasiswa juga turut diikutsertakan untuk memamerkan produk hasil karya mereka. Salah satunya adalah Politeknik ATI Padang yang memiliki spesialisasi kompetensi di bidang industri agro. Produk unggulan yang dipamerkan adalah lilin aromaterapi yang merupakan penerapan circular economy karena berbahan baku hasil penyulingan minyak jelantah hasil limbah rumah tangga.

Sementara itu, Politeknik STTT Bandung memamerkan produk mahasiswa hasil inkubasi Infast berupa pakaian dan merchandise dari teaching factory berupa seragam, jas, dan pakaian olahraga. Kampus ini telah menggunakan dan menerapkan industri 4.0 juga memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa tekstil menarik untuk dipelajari sebagai salah satu disiplin ilmu terapan.

Politeknik ATK Yogyakarta memajang produk kulit berbahan limbah yaitu kulit ikan pari yang dimaksimalkan untuk menjadi bahan produk kulit, kulit eksotik yaitu pemanfaatan kulit reptil seperti biawak dan ular, produk berupa sepatu sport dengan sistem konstruksi menggunakan proses injection moulding, hingga hasil karya mahasiswa berupa produk sepatu (kombinasi kulit dengan corak kain nusantara), produk tas (kombinasi kulit dengan limbah tempurung kelapa) serta produk fesyen busana kulit seperti dompet, tas pinggang, dan dompet ID card.

Baca juga: Ekonom: Peningkatan kualitas SDM dorong pertumbuhan manufaktur

Baca juga: Transisi menuju EV perlu ditunjang peningkatan SDM dan manufaktur

Baca juga: Manufaktur bangkit, Menperin sebut sektor industri tambah jutaan naker


 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023