Jakarta (ANTARA) - Ketua DPR RI sekaligus Presiden ASEAN Inter Parliamentary Assembly (AIPA) Puan Maharani mengesahkan 30 resolusi untuk Asia Tenggara.

"Berdasarkan Order of Business, Sidang Paripurna Kedua dalam rangkaian Sidang Umum Ke-44 ASEAN Inter-Parliamentary Assembly  kali ini memiliki tiga agenda utama," kata Puan saat membuka sidang paripurna AIPA di Jakarta, Rabu.

Sidang beragenda pengesahan resolusi dari komisi-komisi di AIPA yang akan diadopsi untuk kepentingan kawasan Asia Tenggara, kemudian pengumuman tanggal dan tempat Sidang Umum Ke-45 AIPA, dan penandatanganan komunike bersama (joint communique).

Puan lantas mempersilakan ketua-ketua pertemuan komisi AIPA untuk mempresentasikan hasil rapat-rapat selama Sidang Umum Ke-44 AIPA berlangsung. Pertama adalah laporan dari Ketua Pertemuan Anggota Parlemen Wanita AIPA (WAIPA) Irine Yusiana Roba Putri.

Dalam laporannya, Irine menyebut WAIPA menghasilkan tiga resolusi pada Sidang WAIPA kali ini, salah satunya merupakan usul dari Indonesia, yaitu Enhancing ASEAN Resilience Through Women Leadership and Gender-Responsive Parliaments atau meningkatkan ketahanan ASEAN melalui kepemimpinan perempuan dan parlemen yang responsif terhadap gender.

Ketua Pertemuan Parlemen Muda AIPA atau Young Parliamentarians of AIPA (YPA) Dyah Roro Esti Widya Putri menghasilkan dua resolusi, salah satu resolusi dari YPA juga usul dari Indonesia, yakni soal Advancing Youth Engagement for Inclusive Development, Economic Transformation, and Democratic Participation atau memajukan keterlibatan pemuda untuk pembangunan inklusif, transformasi ekonomi, dan partisipasi demokrasi.

Baca juga: Puan: Parlemen berperan pengaruhi politik domestik atasi polarisasi
Baca juga: BKSAP: Sidang komisi politik AIPA sepakati komite ad hoc soal Myanmar


Komisi urusan politik dengan Ketua Fadli Zon menghasilkan enam resolusi, dua di antaranya usul Indonesia, yakni resolusi menjaga perdamaian, keamanan, dan stabilitas kawasan melalui dialog dan kerja sama dan resolusi kerja sama parlemen untuk mencapai perdamaian jangka panjang di Myanmar.

Selain itu, Fadli Zon juga menyatakan bahwa komisi urusan politik menyepakati pembentukan komite ad hoc dalam upaya membantu Myanmar mencapai solusi damai dan berkelanjutan.

Komisi Ekonomi AIPA dengan Ketua Charles Honoris menghasilkan lima resolusi. Dalam laporan yang dibacakan Charles, resolusi yang dihasilkan mengedepankan ekonomi hijau dalam setiap agenda kerja sama ekonomi antarnegara.

Komisi urusan sosial dengan Ketua Sukamta menghasilkan tiga resolusi, dua di antaranya adalah usul Indonesia terkait dengan mobilisasi aksi parlemen dalam mempromosikan green jobs (pekerjaan yang ramah lingkungan) dan keahlian untuk mendukung transisi ekonomi hijau.

Satu resolusi lainnya adalah usulan Malaysia, yakni dalam hal mengatasi tantangan ketenagakerjaan terkait dengan pengangguran yang dihadapi oleh generasi muda dan orang-orang yang kehilangan tempat tinggal.

Selanjutnya, komisi urusan organisasi dengan Ketua Putu Supadma Rudana mengusulkan 11 resolusi, salah satunya adalah usulan Indonesia agar AIPA memperbarui lagu tema AIPA. Dengan begitu, anak muda dan seluruh anggota AIPA bisa terlibat dalam pembuatan lagu anthem AIPA. Semua resolusi dari komisi organisasi mendapat persetujuan.

Usai laporan mengenai hasil rapat komisi-komisi di AIPA, sidang paripurna forum parlemen ASEAN itu dilanjutkan dengan agenda penandatanganan persetujuan joint communique dari masing-masing perwakilan negara anggota AIPA yang hadir.

Pewarta: Fauzi
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2023