Jakarta (ANTARA) - Indonesia Carbon Capture and Storage Center (ICCSC) menyebut bahwa kolaborasi menjadi kunci dalam mendorong perkembangan teknologi carbon capture storage (CCS) di Indonesia.

"Kolaborasi menjadi kunci dalam mencapai target pengurangan emisi dan menjaga keberlanjutan lingkungan bagi generasi mendatang serta dengan potensi besar yang dimiliki Indonesia untuk menjadikan CCS hub di Kawasan ASEAN sehingga investasi ini akan memberikan multiplier effect bagi negara dalam hal pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan," ucap Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi yang juga Dewan Pengawas ICCSC Jodi Mahardi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.

Adapun, carbon capture storage dan carbon capture utilization and storage (CCS/CCUS) telah menjadi strategi penting dalam mendukung transisi energi dan mencapai target pengurangan emisi. CCS/CCUS memungkinkan keberlangsungan suplai energi yang berkelanjutan, memberikan solusi karbon kepada beragam industri di seluruh dunia, dan meningkatkan perekonomian serta lapangan pekerjaan sebagai sebuah industri baru.

Di antara negara-negara yang berada di garis depan inisiatif itu, Indonesia dengan potensi penyimpanan karbon yang cukup signifikan merupakan negara yang memiliki kelebihan kompetitif sebagai pilihan utama investasi proyek CCS.

ICCS pun mencontohkan kolaborasi dalam upaya mendorong perkembangan CCS di Indonesia dilakukan oleh BP Indonesia.

Di lapangan gas Tangguh yang dioperasikan BP Indonesia, untuk tahap awal, BP Indonesia berencana untuk menginjeksikan lebih dari 30 juta ton CO2 kembali ke reservoar untuk meningkatkan produksi gas sebesar 400 bcf melalui teknologi enhanced gas recovery (EGR). Tangguh CCUS akan menjadi proyek CCUS skala besar pertama dengan EGR di dunia.

Dengan kapasitas penyimpanan sekitar 1,8 GtCO2, Tangguh berada di posisi yang baik dan memiliki peluang untuk menjadi CCS hub pertama di Indonesia yang dapat dimanfaatkan penghasil emisi di dalam dan luar negeri.

Proyek Tangguh CCUS yang dikelola BP Indonesia merupakan proyek CCUS dengan rencana pengembangan yang telah mendapatkan persetujuan dari Pemerintah Indonesia pada 2021, pekerjaan FEED yang sedang berlangsung, dan rencana project sanction dalam kurun waktu mendatang.

Proyek itu memiliki potensi untuk menjadi CCS hub pertama di Indonesia dan di kawasan ASEAN. Dengan dukungan Pemerintah Indonesia dalam menyediakan kerangka regulasinya, Tangguh CCUS akan menjadi pelopor bagi sejumlah proyek CCS/CCUS di Indonesia.

Lebih lanjut, Jodi pun menyambut baik inisiatif tersebut dan menyatakan dukungannya dalam mendorong perkembangan teknologi CCS di Indonesia. Ia pun menekankan pentingnya kerja sama sektor publik dan swasta dalam mencapai tujuan bersama dalam mengatasi perubahan iklim.

"Pemerintah Indonesia dan ICCSC mendukung penuh upaya investor seperti BP Indonesia dan seluruh pemangku kepentingan lainnya dalam memajukan CCS," tuturnya.

Pemerintah Indonesia mengharapkan semangat kolaborasi yang telah ditunjukkan oleh BP Indonesia itu akan mendorong kerja sama yang lebih kuat antara pemerintah dan pelaku industri hulu migas. Kolaborasi sangat diperlukan untuk membangun regulasi dan semua kebijakan terkait.

Pemerintah Indonesia meyakini CCS/CCUS akan berdampak positif terhadap upaya dekarbonisasi yang sedang ditempuh Indonesia secara bersama-sama.

Baca juga: Luhut: Indonesia bidik jadi hub regional "carbon capture and storage"
Baca juga: Pertamina-Chevron teken perjanjian pengembangan teknologi CCS/CCUS
Baca juga: Sinergi penting untuk percepat teknologi rendah karbon sektor migas

 

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023