Seoul (ANTARA News) - Para diplomat asing di Pyongyang sedang mempertimbangkan anjuran evakuasi Korea Utara, Sabtu, sementara kekhawatiran meningkat bahwa negara itu sedang bersiap-siap meluncurkan rudal pada saat ketegangan menyangkut nuklir meningkat.

Bulgaria mengatakan para kepala misi Uni Eropa akan melakukan pertemuan untuk menetapkan satu sikap bersama setelah Pyongyang memperingatkan kedutaan-kedutaan besar bahwa pihaknya tidak dapat menjamin keselamatan mereka jika konflik meletus dan mereka harus mempertimbangkan untuk meninggalkan negara itu.

Sebagian besar pemerintah mereka menegaskan mereka tidak memiliki rencana-rencana segera untuk menarik para personel dan beberapa negara memperkirakan anjuran itu adalah satu tipu muslihat untuk meningkatkan kegelisahan internasional menyangkut krisis di semenanjung Korea sekarang.

"Kami yakin mereka telah melakukan tindakan ini sebagai bagian dari retorika negara mereka bahwa Amerika Serikat merupakan satu ancaman terhadap mereka," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Inggris di London yang dilansir AFP.

Seorang pejabat pemerintah Korea Selatan setuju dengan pendapat itu dan mengatakan itu adalah bagian dari satu "perang propoganda untuk melimpahkan tanggung jawab atas ketidakstabilan di semenanjung Korea pada Amerika Serikat".

Para wisatawan Barat yang kembali dari kunjungan-kunjungan yang terorganisasi di Pyongyang -- yang terus dilakukan kendatipun ada ketegangan-- mengatakan situasi di lapangan tampaknya tenang, kehidupan sehari-hari berjalan seperti biasa.

"Kami gembira dapat pulang tetapi kami tidak merasa takut ketika kami berada di sana," kata Tina Krabbe dari Denmark, yang tiba di Beijing setelah lima hari mengunjungi Korut.

Peringatan terhadap kedubes-kedubes itu diumumkan bertepatan dengan laporan-laporan bahwa Korut menempatkan dua rudal jarak menengah ke peluncur-peluncur bergerak dan disembunyikan di fasilitas-fasilitas bawah tanah di dekat pantai timurnya.

"Korut agaknya bermaksud menembakkan rudal-rudal itu tanpa memberikan peringatan terlebih dulu," kata kantor berita Korsel Yonhap mengutip pernyataan seorang pejabat senior pemerintah.

Itu adalah rudal-rudal Musudan, yang belum diuji-coba dan memiliki jangkauan tembak sekitar 3.000Km.

Rudal itu dapat menghantam seluruh Korsel dan Jepang dan kemungkinan bahkan mencapai pangkalan-pangkalan militer AS yang terletak di pulau Guam, Pasifik.

Juru bicara Gedung Putih Jay Carner, Jumat, mengatakan bahwa Washington "tidak akan kaget" dengan satu uji coba rudal, yang telah merupakan pola ancaman perang mereka sekarang, retorika dan tindakan-tindakan yang tidak bermanfaat dan tidak konstruktif".

Pentagon memperingatkan itu adalah "satu tindakan provokatif", dengan juru bicara George Little mendesak Pyongyang "mengikuti hukum-hukum internasional dan melaksanakan komitmen-komitmen mereka".

Korut, yang marah terhadap sanksi-sanksi PBB dan pelatihan militer gabungan AS-Korsel mengeluarkan sejumlah ancaman dan perang nuklir dalam pekan-pekan belakangan ini.

Korut tidak memiliki bukti kemampuan rudal balistik antar-benua yang akan dapat menyerang sasaran-sasaran AS lebih jauh, dan banyak ahli mengatakan tidak mungkin negara itu menempatkan hulu ledak nuklir pada rudal jangkauan menengah.

Pernyataan kecemasan terbaru datang dari ikon komunis Kuba Fidel Castro, yang memperingatkan bahaya konflik nuklir jauh lebih tinggi, jika meletus, ketimbang satu krisis rudal Kuba tahun 1962.

"Jika perang meletus di semenanjung Korea "akan terjadi pembunuhan manusia", kata Castro dalam tulisannya di artikel ha;a,amn depan surat kabar Granma, milik Partai Komunis Kuba.

PBB mengatakan pihaknya tidak punya rencana untuk menarik stafnya setelah Korut mengeluarkan pesan peringatan kepada kedubes-kedubes dan kelomok organisasi swadaya masyarakat di Pyongyang

Juru bicara PBB Maytin Nesirky mengatakan Sekjen PBB Ban Ki-moon sedang"memelajari pesan itu" dan staf PBB "tetap melakukan kegiatan kemanusiaan dan pembangunan mereka".

Kantor kementerian luar negeri Inggris mengatakan kedubes-kedubes dan organisasi agar memberitahu kepada pihak berwenang Pyongyang pada 10 April tantang bantuan apa yang mereka perlukan seandainya mereka ingin meninggalkan Korut. (H-RN/H-AK)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013