Seoul (ANTARA) - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menyerukan persiapan kemungkinan perang secara "ofensif", kata media pemerintah Korut, KCNA, pada Kamis.

Persiapan itu dilakukan saat Korea Selatan dan Amerika Serikat berencana menggelar latihan militer gabungan akhir bulan ini.

Kim membuat pernyataan itu saat memimpin pertemuan besar Komisi Militer Pusat Partai Buruh Korea yang berkuasa sehari sebelumnya, menurut KCNA.

Pertemuan semacam itu sebelumnya diadakan secara berurutan pada Februari, Maret dan April.

"Dia secara mendalam merangkum dan menganalisis situasi di semenanjung Korea dan sekitarnya saat ini dan membuat kesimpulan penting untuk lebih meningkatkan persiapan perang KPA dengan cara ofensif," kata KCNA.

KPA merupakan akronim untuk Tentara Rakyat Korea di Korut.

Pertemuan itu dilakukan saat Korsel dan AS berencana menggelar latihan militer tahunan mereka, Ulchi Freedom Shield, akhir bulan ini, yang dikecam Pyongyang sebagai latihan untuk invasi ke Korut.

Pertemuan itu juga terjadi saat Korut tampaknya fokus memperkuat militernya.

Setelah kunjungan langka delegasi militer Rusia yang dipimpin Menteri Pertahanan Sergei Shoigu bulan lalu, Kim baru-baru ini melakukan "panduan lapangan" selama tiga hari di pabrik-pabrik amunisi utama di Korut.

Baca juga: Media Korut: Kim Jong Un inspeksi pabrik proyektil peluncur roket

Pemimpin Korut itu kembali menyoroti peran pabrik-pabrik amunisi dan mengatakan bahwa pabrik-pabrik itu memiliki "tugas sangat penting" guna memperkuat KPA serta meminta mereka untuk mendorong modernisasi dan melakukan produksi senjata secara massal.

Kim juga menekankan pentingnya "tentara yang kuat" dalam menjalankan strategi militer komite pusat partai tersebut dan menyerukan "pengamanan alat serangan yang lebih kuat untuk melancarkan misi pencegahan perang" dan mengintensifkan pekerjaan untuk mengerahkan alat perang tersebut di sejumlah unit untuk aksi secara dinamis," kata KCNA.

Kim mengatakan bahwa "pasukan musuh semakin tidak tersamarkan dalam konfrontasi militer mereka yang serampangan," sehingga memaksa Korut untuk melengkapi diri dengan "kesiapan militer yang sempurna untuk perang".

KCNA juga menyebutkan bahwa Kim menandatangani perintah tertulis yang dibahas oleh komisi militer partai.

Sejumlah foto dari media pemerintah menunjukkan Kim tengah berbicara dengan beberapa pejabat di depan peta buram Korsel dengan jarinya menunjuk ke daerah-daerah yang tampaknya adalah Seoul dan markas militer Gyeryongdae, yang berjarak 160 kilometer di selatan ibu kota Korsel itu.

Selama pertemuan tersebut, Korut mengganti jenderal tertingginya, kepala Staf Jenderal, Pak Su-il, dengan Ri Yong-gil.

"Tugas penting" lain yang dibahas dalam pertemuan itu mencakup persiapan parade milisi untuk memperingati 75 tahun pendirian Korea Utara yang jatuh pada 9 September, menurut KCNA.

Sumber: Yonhap-OANA
​​​​​​​
Baca juga: Korea Utara pamerkan rudal antarbenua Hwasong

Baca juga: Kim Jong Un pamer rudal balistik terlarang ke Menhan Rusia

Penerjemah: Katriana
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2023